Kalau secara online kan paling dua jam sudah jadi kemudahan itu kita gunakan ke mereka tetapi kadang - kadang UMKMnya kalau mereka tidak bisa di tempat itu kita tidak bisa membantu itu bisa datang ke kantor.
Kami juga siapkan fasilitas di kantor supaya kita bantu mereka melalui kantor, lokasinya di kantor kami, membantu membuat NIB, membuat PB UMKU tadi dan juga NPWPnya.
E : Jadi semuanya terpadu di situ ya?
T : Ya kita membuatnya terpadu di Balai Pom di Kupang, sebenarnya ini bukan tugasnya kami, ini kan PTSP, pajak, tetapi kalau mereka tidak punya itu, mereka tidak bisa teregistrasi produknya. Akhirnya kami harus membantu untuk mempercepat mereka mendapatkan nomor izin edar tadi. Itu yang pertama.
Yang kedua, salah satu syarat juga untuk mereka bisa mendapatkan nomor izin edar mereka harus pemenuhan terhadap cara produksi yang baik sehingga kami harus melakukan pemeriksaan.
Yang ketiga, ini kami membantu mereka untuk masuk akses ke sertifikasi.
E : Sertifikasi produknya?
T : Sertifikasi sarananya, nanti registrasi produknya. Sertifikasi sarananya untuk pemenuhan cara produksi yang baik. kemudian setelah dia mendapatkan sertifikat itu sebagai salah satu persyaratan untuk bisa melakuan registrasi produk. Jadi akhirnya itu kita membantu mereka.
Bukan hanya itu saja, kadang - kadang kita bantu buatkan email, buat akunnya dan sebagainya. Jadi seperti itu ya kita total demi UMKM kita berdaya saing. Itu yang ketiga. Terus yang keempat, kita membantu akses pemasaran. Jadi sekarang kalau yang tahun lalu kami masih pemasaran secara online. Sekarang kita dua, online maupun offline.
Jadi akses pemasaran kalau offline kita sudah kerjasama dengan Dekranasda kemudian kami juga sudah berkomunikasi membahas MoU dengan Aprindo, Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia Provinsi NTT yang nanti kita harapkan produk UMKM itu bisa masuk di swalayan, mini market melalui asosiasinya, seperti itu.
Kemudian berikutnya adalah kebetulan Bank NTT atas arahan bapak Gubernur juga bahwa ada beberapa produk UMKM yang sudah bisa masuk ke hotel - hotel khususnya di Labuan Bajo itu produk - produk UMKM lokal yang nanti dibuat seperti kopi sachet - sachet yang sudah ada untuk di hotel - hotel.
Nah itu standarnya harus BPOM dulu, pak Gubernur juga bilang, nanti dibina, kami kerjasama dengan bank NTT nanti dibuat bank NTT membantu sarana prasarananya, Kami di safety produksinya sampai pemasarannya. Pendampingannya seperti itu.
Kemudian berikutnya pemasaran online jadi kami merencanakan untuk nanti produk - produk yang bagus setelah mendapat nomor izin BPOM kita akan pasarkan secara online juga. Kemarin dengan Dinas Komunikasi dan Informasi NTT kami gandeng, Dekranasda juga mereka sudah membuat e-commerce sendiri atau marketplace sendiri untuk memasarkan produk - produk UMKM.
Kami sendiri di Balai POM juga membuat satu link atau e-commerce juga untuk membantu UMKM tersebut memasarkan produknya karena mereka kadang - kadang kan kita buat banyak - banyak, bagus - bagus juga kalau tidak laku ya sama saja. Akhirnya kita buat seperti itu untuk membantu memasarkan produk mereka.
Yang kelima, membantu akses permodalan. Kami sudah kerjasama dengan Bank NTT dan Bank Indonesia dan salah satunya lagi Badan POM pusat sudah bekerjasama dengan industri yang ada di Jawa itu menjadi orangtua asuh.