Lantaran yang didatangi adalah rumah duka, sehingga anggota KKB itu umumnya menanggalkan semua atribut tempurnya.
Mereka tak membawa satu pun peralatan senjata api yang biasanya dibawa ke mana pun kaki melangkah.
Mereka juga berperilaku layaknya warga sipil yang lai, walau pun mereka tahu kalau di rumah duka itu ada aparat TNI Polri.
Baca juga: Diam-Diam KKB Datangkan Senjata dari AS & Filipina, Rute Penyelundupan Ternyata Lewat Ambon & Sorong
Sementara bagi prajurit TNI Polri, meski tahu keberadaan anggota KKB, namun tetap bersikap biasa saja.
Prajurit TNI Polri itu senantiasa membaur dalam rasa duka yang mendalam, atas meninggalnya sosok tersebut.
Bahkan di rumah duka itu, prajurit TNI Polri duduk berdekatan dengan para pria KKB.
Sesekali terlihat mereka beradu pandang, meski cita rasanya berbeda antara satu sama lain.
Kendati kedukaan itu menyatukan berbagai rasa, tetapi gestur tubuh anggota KKB itu, beda dengan warga sipil lainnya.
Matanya jelalatan, sangat liar. Sementara gerakan tubuhnya seakan melampaui rasa waspada.
Tatapannya seolah hendak memangsai lawan, yang dalam hal ini adalah aparat TNI Polri.
Mungkin karena hati telah buta oleh dendam kesumat, sehingga ketika aparat TNI Polri beranjak pulang dari rumah duka, KKB pun buru-buru mengikutinya.
Entah dengan maksud apa anggota KKB tersebut bergegas meninggalkan rumah duka. Namun sinyal kejahatannya, telah ditangkap oleh aparat TNI Polri.
Lantaran tahu akan adanya bahaya, para prajurit TNI pun mulai merancang skenario untuk membuktikan benar tidaknya dugaan tersebut.
Makanya, saat meninggalkan kampung itu, langkah kaki aparat TNI Polri pun dipercepat.
Dan, setelah berada jauh dari pemukiman penduduk, prajurit TNI Polri tersebut coba-coba menengok ke belakang.
Baca juga: Bermaksud Duduki Pos Keamanan, KKB Malah Rontok Dijebak TNI Polri, Tongkat Kayu Jadi Isyarat Perang