Pada proses pemilihan proyek, agar pembelajaran menjadi kontekstual dan menjawabi masalah nyata, maka kepada para peserta disadarkan tentang 7 tema Proyek dari Kemendikbud dan juga 17 tema proyek dari PBB.
Baca juga: Anggota DPRD NTT Ansel Talo Dikabarkan Meninggal Dunia
Selanjutnya pada bagian akhir, beberapa kelompok terpilih untuk sharing tentang proses penemuan PBL yang telah didiskusikan dalam team. Selama proses itu, team didampingi oleh instruktur utama maupun instruktur dari SMARD. Melalui acara presentasi terlihat bahwa pelatihan dalam group dapat memberikan pemahaman yang lengkap tentang PBL.
Mengakhiri kegiatan pelatihan tersebut, Robert mengungkapkan bahwa pelatihan itu ditargetkan mencapai 36 jam dengan rincian bahwa setelah kegiatan workshop yang berlangsung selama 9 jam akan dilanjutkan dengan bimbingan lanjut (9 jam), Pendampingan Proyek (9 Jam) dan Penilaian / Evaluasi (9 jam).
Baca juga: Kronologi Nenek dan 2 Cucu Tewas di Embung Waibao Flores Timur, Saksi Hanya Bisa Lempar Selang
Untuk pendampingan lanjutan itu, karena SMARD telah melaksanakan maka team guru akan turun ke lapangan untuk berbagi dengan para guru lain sehingga meyakinkan bahwa PBL itu bisa berlangsung dengan baik.
Kegiatan ini didukung oleh beberapa perguruan tinggi di jakarta serta penerbit Erlangga dan Grasindo. Para kesempatan itu beberapa produk dari Grasindo ditampilkan dalam rupa E-Book. Kepada para guru disampaikan bahwa era digital menghendaki agar para guru bisa menggunakan fasilitas digital dengan harga yang lebih ekonomis. Buku-buku dalam bentuk soft copy menurut Robert akan lebih variatif dan sangat berwarna sehingga menambah semangat belajar peserta didik.
Baca juga: Teriakan Bravo Polda NTT Terdengar di Luar Sidang Prapid Ira Ua
Beberapa peserta mengharapkan agar kegiatan serupa bisa diselenggarakan sehingga guru-guru lebih ‘pede’ dalam mengajar. Para guru merasa bahwa meski kegiatan ini berbayar tetapi karena manfaatnya, maka mereka ikuti dengan senang hati dan sampai akhir.(*)