Berita Nasional

Puan Sindir Capres Ganteng Tak Bisa Kerja, Bambang Pacul Sebut Presiden Ukraina

Editor: Alfons Nedabang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puan Maharani

"Mesti dicek bener track record-nya, jejak rekamnya, karena dari jejak rekam akan muncul 3K (karakter, kompetensi, dan kapasitas)," ujar dia.

Adapun Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meyakini sindiran itu bukan ditujukan kepada Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. "Pasti bukan Ketum PD, AHY, yang dimaksud," kata Herzaky.

Baca juga: 3 Hari Puan Maharani di Sumenep Dikelilingi Ratusan Polisi Hingga Disambut Bupati & Gubernur Kofifah

Menurut Herzaky, AHY pastinya bukan sosok yang disindir Puan, karena AHY tidak hanya ganteng, tetapi juga cerdas, berprestasi, merakyat, lulusan S2 Harvard, lulusan terbaik akmil, hingga memimpin ribuan anggota dewan dan kepala daerah kader Demokrat.

"Ketum AHY kan ganteng, cerdas, berprestasi, dan merakyat, bukan asal ganteng. Dia lulusan S2 Harvard, Webster University Amerika, dan Nanyang Technology University Singapura. Lulusan terbaik Akmil dan lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara. Sekarang, Ketua Umum Partai Demokrat, yang memimpin ribuan anggota dewan dan kepala daerah kader Demokrat," jelasnya.

Di sisi lain Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai ada empat sosok yang diserang Puan lewat sindirannya itu. Mereka adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan AHY.

"Sindiran Puan menyasar 2 hal sekaligus. Pertama soal capres ganteng itu bisa Ganjar, Sandi, Anies, dan AHY. Empat orang ini menurut penilaian publik masuk kategori ganteng," kata Adi.

"Puan ingin menegaskan untuk urusan capres jangan hanya lihat fisik, tapi lihat rekam jejaknya. Ini kritik bagus agar siapapun yang mau maju harus pamer kinerja ke rakyat. Kita tinggal nunggu sindiran balik capres yang merasa ganteng seperti apa," imbuhnya.

Baca juga: Survei Litbang Kompas, Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Teratas, Puan di Bawah Satu Persen

Adi menyebut Puan juga mencoba menyindir capres yang selama ini hanya aktif di medsos. Menurutnya, Puan coba mengingatkan masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang viral tapi juga terbukti kerja nyata.

"Puan juga mengingatkan kadernya jangan pilih pemimpin yang hanya viral di medsos, melainkan capres yang terbukti kerja, punya pengalaman bagus, dan lainnya. Bagi Puan capres viral medsos itu kamuflase tak sesuai aslinya. Saya kira pernyataan semacam ini penting untuk saling mengingatkan bahwa siapapun yang bergairah maju pilpres harus mengedepankan sesuatu yang konkret bagi rakyat. Bukan hanya besar di medsos. Meski realitas saat ini tak bisa dibantah bahwa publik suka dengan capres yang viral di medsos," jelasnya.

Adi menyampaikan sindiran Puan tersebut sebetulnya berlaku secara umum kepada pesaing-pesaingnya di Pilpres 2024. Namun dia juga menduga sebetulnya Puan secara khusus menyasar sindiran itu kepada Ganjar.

"Sindiran Puan saya kira berlaku umum. Terutama mereka yang dinilai ganteng dan aktif di medsos. Karena saingan Puan bukan hanya Ganjar, tapi semua sosok yang potensial maju. Mungkin juga Puan ingin menyindir Ganjar, tapi yang ganteng bukan hanya Ganjar, yang aktif di medsos juga bukan hanya Ganjar. Tapi sasaran utama kritik Puan itu sepertinya ke Ganjar memang. Sementara yang lain hanya sasaran antara," ujarnya. (tribun network/mam/dod)

Berita Terkini