Renungan Harian Katolik, Minggu 10 April 2022: Tuhan Memerlukannnya, Hosana! (Lukas 22: 14- 23: 56)
Oleh: RD. Dr. Florens Maxi Un Bria
POS-KUPANG.COM - Tuhan memerlukan keledai dan utamanya memerlukan kerelaan hati kita sebagai murid yang baik untuk berjalan bersama-Nya berbasis cinta, kerendahan hati, ketaatan, pengorbanan dan kesetiakawanan memasuki kota Yerusalem.
Pekikan Hosana Putera Daud membahana menyambut kedatangan Yesus memasuki kota Yerusalem.
Yesus disambut khalayak seperti seorang raja. Mereka berharap Ia tampil sebagai raja insani sebagaimana para raja dunia umumnya.
Semoga Ia membebaskan mereka dari kekuasaan penjajah Romawi, juga agar meringankan beban pajak dan ekonomi yang melangit.
Sorak gempita dan pujian segera beralih dengan hinaan dan penghakiman yang mengerikan.
Kehadiran Yesus dipahami secara berbeda oleh khalayak. Hingga Ia akhirnya dijatuhi hukuman mati.
Yesus masuk ke Kota Yerusalem untuk menjalani kehendak Bapa. Ia akan menjalani hukuman, penderitaan salib dan wafat untuk menguduskan umat manusia.
Perjalanan Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menunggang seekor keledai. Kata-kata "Tuhan memerlukannya" Ia memerlukan keledai sebagai sarana pelengkap untuk melancarkan dan menghadirkan pesan tertentu kepada khalayak.
Pertama, keledai sabagai hewan piaraan yang digunakan masyarakat zaman itu untuk memikul beban.
Kedua, keledai juga termasuk hewan yang disayang masyarakat dan dapat ditunggang pemilik dalam perjalanan yang jauh.
Ketiga, keledai menjadi sebuah performance di tengah kerumunan yang membuat pemilik dan pengguna tampak berbeda dari khalayak dan dengan mudah mendapat fokus perhatian khalayak.
Pesan "Tuhan memerlukan keledai" untuk memasuki kota Yerusalem menegaskan bahwa meskipun Yesus sadar bahwa Ia pasti disambut dengan seruan hosana dan sorak sorai, Ia tetap membutuhkan sarana dan simbol-simbol budaya sebagai media untuk menyampaikan pesan dan nilai cinta, kesederhanaan, ketaatan, kesabaran dan kesetiakawanan dalam menjalani penderitaan salib.
Tuhan memang memerlukan keledai dan lebih dari itu Ia sesungguhnya memerlukan diri kita untuk berjalan bersama-Nya, terlibat secara sadar dengan refleksi iman tentang misi perjalanan memasukl kota Yerusalem.
Ia memerlukan diri kita untuk berjalan bersama-Nya dalam pengalaman suka dan duka, entah dipuji maupun dicerca, untung maupun malang, kita diajak untuk setia berjalan bersama, kembali menegaskan kesetiakawanan yang didasari oleh cinta, pengorbanan dan iman yang teguh.
Hari ini Tuhan memerlukan keledai dan terutama diri kita untuk memasuki kota Yerusalem.
Berjalan bersama Yesus dalam merenungkan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.
Untuk bersaksi tentang cinta, pengorbanan dan kemuliaan sebagai sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna. Sebab tak ada kemuliaan dan hormat yang diraih tanpa cinta dan pengorbanan.
Tiada mawar yang tidak berduri, juga tiada kebangkitan yang mulia tanpa cinta dan pengorbanan di Salib.
Marilah kita sambut Tuhan memasuki kota Yerusalem, memasuki konteks kehidupan kita dengan hati yang teguh dan setia mejalani kehendak Bapa, menjalani jalan salib demi menyelamatkan kita dunia.Salve.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 10 April 2022:
Bacaan I: Yes 50:4-7
Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Bacaan dari Kitab Yesaya:
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku.
Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda.
Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24
Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?
*Semua yang melihat aku mengolok-olok;
mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala!
Mereka bilang, "Ia pasrah kepada Allah,
biarlah Allah yang meluputkannya,
biarlah Allah melepaskannya!
Bukankah Allah berkenan kepadanya?"
*Sekawanan anjing mengerumuni aku,
gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku.
Segala tulangku dapat kuhitung.
*Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka,
dan membuang undi atas jubahku.
Tetapi Engkau, Tuhan, janganlah jauh;
ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
*Maka aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku
dan memuji-muji Engkau di tengah jemaat:
Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia;
hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia!
Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!
Bacaan II: Flp 2:6-11
Yesus Kristus telah merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:
Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.
Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa semua lidah mengakui: Yesus Kristus adalah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Flp 2:8-9
Kristus sudah taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama.
Bacaan Injil: Luk 22:14- 23:56
Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Lukas:
Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya.
Kata-Nya kepada mereka, "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita.
Sebab Aku berkata kepadamu, Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah."
Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata, "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.
Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang."
Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.
Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini.
Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"
Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian.
Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
Jawab Petrus, "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!"
Tetapi Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."
Lalu Ia berkata kepada mereka, "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"
Jawab mereka, "Suatu pun tidak."
Kata-Nya kepada mereka, "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."
Kata mereka, "Tuhan, ini dua pedang."
Jawab-Nya, "Sudah cukup."
Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.
Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka, "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.
Kata-Nya kepada mereka, "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya.
Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?"
Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka, "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?"
Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya.
Tetapi Yesus berkata, "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.
Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, kata-Nya, "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung?
Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu."
Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.
Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.
Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama dengan Dia."
Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan, aku tidak kenal Dia!"
Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata, "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"
Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas, "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea."
Tetapi Petrus berkata, "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya, "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Dan orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya.
Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?"
Dan banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya.
Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, katanya, "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami."
Jawab Yesus, "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa."
Kata mereka semua, "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?"
Jawab Yesus, "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah."
Lalu kata mereka, "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri."
Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus.
Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya, "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja."
Pilatus bertanya kepada-Nya, "Engkaukah raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus, "Engkau sendiri mengatakannya."
Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu, "Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini."
Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya: "Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini."
Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea.
Dan ketika ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem.
Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda.
Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apa pun.
Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia.
Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.
Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan.
Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat, dan berkata kepada mereka, "Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya.
Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati.
"Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."
[Sebab ia wajib melepaskan seorang bagi mereka pada hari raya itu.]
Tetapi mereka berteriak bersama-sama, "Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!"
Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan.
Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena ia ingin melepaskan Yesus.
Tetapi mereka berteriak membalasnya, katanya, "Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!"
Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka, "Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."
Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Ia disalibkan, dan akhirnya mereka menang dengan teriak mereka.
Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan.
Dan ia melepaskan orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, tetapi Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya.
Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia.
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!
Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata, Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui.
Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit, Timbunilah kami!
Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"
Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia.
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.
Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya, "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah."
Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!"
Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: "Inilah raja orang Yahudi".
Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya, "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
Tetapi yang seorang menegor dia, katanya, "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Lalu ia berkata, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Kata Yesus kepadanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua.
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya, "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.
Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar.
Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah.
Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus.
Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat.
Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai.
Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan.
Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur.
Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut Hukum Taurat.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus
Renungan Harian Katolik lainnya