Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa. (Muttafaq ’alaih)
3. Mengumpat dan marah
Sebagaimana hadits di atas, mengumpat juga membuat pahala puasa berkurang bahkan hilang sama sekali. Ia juga bisa membuat puasa menjadi sia-sia.
Demikian pula marah, ia juga bisa membuat puasa menjadi sia-sia. Mengumpat dan marah adalah setali tiga uang.
4. Mencela dan mengajak bertengkar
Jika ada orang yang mencela atau mengajak berkelahi, Rasulullah menuntunkan agar orang yang berpuasa menahan diri. Cukup menjawab bahwa dirinya sedang berpuasa: innii shooim.
Jika ada yang mengajak berkelahi saja kita disuruh menahan diri, bagaimana jika kita yang mencela dan mengajak bertengkar? Pahala puasa bisa melayang. Bahkan puasa menjadi sia-sia.
Baca juga: Contoh Ceramah Ramadhan Hari Keempat, Hikmah Puasa Ramadan Menurut Tafsir Al Munir
5. Ghibah
Ghibah alias membicarakan keburukan orang lain juga bisa membuat puasa sia-sia. Ia sejenis dengan berkata keji, mengumpat dan mencela, yakni sama-sama penyakit lisan.
Bahkan ghibah diibaratkan memakan daging saudara sendiri yang telah meninggal. Dan di neraka, siksa untuk orang suka ghibah juga seperti firman Allah ini:
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurat: 12)
Baca juga: Niat Itikaf Ramadan 2022, Tata Cara Itikaf Lengkap dengan Apa Saja Yang Membatalkan Itikaf
6. Berdusta