"Dia berpikir sibuk itu baik padahal dia lupa kalau ada waktu tertentu dia harus berhubungan dengan sang pencipta," katanya.
Kedua, dari sisi kebutuhan, semakin terpenuhi semakin tidak puas.
Ketiga, hidup berdampingan dan harmonis diantara umat beragama adalah hal yang sangat baik. Tapi bagi orang yang tidak mendekatkan dirinya dengan Allah di pagi hari (subuh), dia tidak senang melihay hubungan baik antar umat beragama.
"Kalau dia lihat baik, itupun hanya kamuflase," tandasnya.
Keempat, karena waktu fajarnya ditinggalkan maka seruan baik selalu dianggap sebagai sesuatu yang buruk, karena hatinya tidak mau menerima hal baik. (*)