Antara lain Wakil Ketua DPRP Papua Yunus Wonda dipilih sebanyak 12,3 persen, dan adik almarhum Klemen Tinal, Fernando Yansen Tinal yang berstatus anggota DPRP Papua, dipilih sebanyak 8,2 persen.
Menyusul nama Paskalis Kossay (kader Golkar) 7,3 persen, Ones Pahabol (mantan Bupati Yahukimo/kader Golkar).
Selanjutnya, Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom dipilih sebanyak 7,1 persen, dan Paulus Waterpauw (Deputi BNPP) 5,3 persen.
Lalu nama John Tabo yang kini menjabat Bupati Mamberamo Raya dipilih sebanyak 4,6 persen, sedangkan yang tidak menjawab sebanyak 20,4 persen.
Apa Kabar Komjen (Purn) Paulus Waterpauw?
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto memilih Komjen (Purn) Paulus Waterpauw maju jadi Calon Wakil Gubernur Papua, menggantikan almarhum Klemen Tinal.
Penunjukan tersebut, sekaligus menegaskan bahwa kursi Wakil Gubernur (Wagub) Papua, adalah milik partai berlogo pohon beringin.
"Golkar Papua itu, jatahnya almarhum (Klemen Tinal), jadi harus untuk Golkar," tegas Airlangga kepada awak media termasuk Tribun-Papua.com, di Suny Hotel Abepura, Kota Jayapura, 4 September 2021.
Untuk kandidat sendiri, Paulus Waterpauw masih enggan berkomentar atas dukungan dari DPP Golkar terhadap dirinya.
Kala itu, Waterpauw terlihat buru-buru meninggalkan ruangan pertemuan yang berada di hotel tersebut.
Kini, Paulus Waterpauw menjabat Deputi Potensi Kawasan Perbatasan di Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Kementerian Dalam Negeri.
Ia sibuk membenahi wajah sejumlah wilayah perbatasan Indonesia, termasuk Skouw di batas Papua - Papua Nugini.
Baca juga: Remehkan TNI, Juru Bicara KKB Papua Bilang Begini: Hanya Kirim 3 Orang Tapi Bisa Lukai Prajurit TNI
Kursi Wagub Masih Kosong
Diketahui, kursi jabatan Wakil Gubernur Papua hingga kini masih kosong, sejak meninggalnya Klemen Tinal akibat sakit di RS Abdi Waluyo Jakarta, pada 21 Mei 2021.
Setelahnya, terjadi polemik di koalisi Papua Bangkit, untuk mencari pengganti orang nomor dua di lingkungan Pemprov Papua tersebut.
Meski koalisi Papua Bangkit yang terdiri dari 10 parpol pengusung Lukas dan Klemen berhak memilih figur pengganti, namun suara masyarakat Papua tidak boleh dikesampingkan, sebagai konstituen. (*)
Artikel ini telah tayang dengan judul: Kenius Kogoya Populer di Bursa Wagub Papua ala LSI, Apa Kabar Komjen Paulus Waterpauw?