Tips Sehat

Inilah Gejala dan Jenis-jenis Lupus, Penyakit Autoimun Jangka Panjang yang Sulit Dideteksi

Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ruam kemerahan di pipi merupakan tanda yang cukup khas pada penderita lupus

POS-KUPANG.COM - Lupus adalah penyakit autoimun jangka panjang di mana sistem kekebalan tubuh menjadi hiperaktif dan menyerang jaringan normal yang sehat.

Gejalanya meliputi peradangan, pembengkakan, dan kerusakan pada persendian, kulit, ginjal, darah, jantung, dan paru-paru.

Karena sifatnya yang kompleks, banyak dokter dan ilmuwan  menyebut lupus sebagai penyakit 1.000 wajah.

Penyakit ini memiliki berbagai tanda dan juga gejala yang sering muncul, dan pada penderita satu dengan lainnya memiliki tanda yang belum tentu sama.

Berbagai gejala juga dapat datang dan sembuh secara tiba-tiba atau berkembang secara perlahan.

Tanda dan gejala penyakit lupus yang Anda alami akan tergantung pada sistem tubuh mana yang terkena penyakit tersebut.

Melansir dari Mayo Clinic, berikut ini adalah beberapa tanda yang sering muncul pada penderita lupus :

  • Kelelahan

Baca juga: Waspada dan Kenali Gejala Penyakit Stroke, Banyak Serang Usia Muda

  • Demam
  • Nyeri sendi, kaku dan bengkak
  • Ruam berbentuk kupu-kupu di wajah yang menutupi pipi dan pangkal hidung atau ruam di tempat lain di tubuh
  • Lesi kulit yang muncul atau memburuk dengan paparan sinar matahari
  • Jari tangan dan kaki yang berubah menjadi putih atau biru saat terkena dingin atau selama periode stres
  • Sesak napas
  • Sakit dada
  • Mata kering
  • Sakit kepala, kebingungan, dan kehilangan ingatan

Baca juga: Perbedaan Pilek dengan Penyakit Infeksi Flu, Kenali Gejalanya

Sebagai penyakit autoimun, lupus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda menyerang jaringan sehat di tubuh Anda.

Kemungkinan lupus dapat disebabkan oleh kombinasi genetika dan lingkungan Anda.

Beberapa pemicu potensial yang dapat meningkatkan risiko terjadinya lupus meliputi:

Sinar matahari :  Paparan sinar matahari dapat menyebabkan lesi kulit lupus atau memicu respons internal pada orang yang rentan.

Infeksi : Memiliki infeksi dapat memicu lupus atau menyebabkan kekambuhan pada beberapa orang.

Obat-obatan : Lupus dapat dipicu oleh beberapa jenis obat tekanan darah, obat anti kejang dan antibiotik.

Orang yang memiliki lupus yang diinduksi obat biasanya menjadi lebih baik ketika mereka berhenti minum obat.

Selanjutnya, melansir dari Medical News Today, lupus sendiri memiliki berbagai jenis tergantung dari sistem yang diserang.

Berikut ini adalah berbagai jenis lupus yang dapat Anda ketahui :

Lupus eritematosus sistemik (SLE)

Ruam malar adalah gejala utama lupus jenis ini.

SLE adalah jenis lupus yang paling sering dikenal yang merupakan kondisi sistemik yang berdampak ke seluruh tubuh.

Gejala yang ditimbulkan juga dapat berkisar dari ringan hingga berat.

SLE ini tergolong jenis lupus yang cukup berat dari jenis lainnya, karena dapat mempengaruhi salah satu organ tubuh atau sistem organ.

SLE ini dapat menyebabkan peradangan pada kulit, persendian, paru-paru, ginjal, darah, jantung, atau kombinasi dari semuanya.

Kondisi ini biasanya melewati siklus, yakni pada saat remisi, seseorang yang mengalami SLE tersebut tidak akan memiliki gejala namun, selama flare-up, penyakit ini aktif, dan gejala bermunculan.

Lupus eritematosus discoid (DLE)

Pada discoid lupus erythematosus (DLE) atau cutaneous lupus gejala hanya mempengaruhi kulit seperti ruam muncul di wajah, leher, dan kulit kepala.

Area yang terkena dapat menjadi tebal dan bersisik, dan dapat mempengaruhi jaringan parut.

Ruam yang ditimbulkan dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa tahun, serta ruam tersebut dapat kambuh.

DLE tidak mempengaruhi organ dalam, namun sekitar 10 persen orang dengan DLE akan terus mengembangkan SLE yang diungkapkan Lupus Foundation of America.

Namun, tidak jelas apakah orang-orang ini sudah menderita SLE dan hanya menunjukkan tanda-tanda klinis pada kulit atau apakah ada perkembangan dari DLE atau SLE.

Lupus eritematosus kulit subakut

Lupus eritematosus kulit subakut mengacu pada lesi kulit yang muncul di bagian tubuh yang terkena sinar matahari.

Lupus yang diinduksi obat

Pada sekitar 10 persen penderita SLE, gejala terjadi karena reaksi terhadap obat resep tertentu.

Menurut Referensi Rumah Genetika, sekitar 80 obat dapat menyebabkan kondisi tersebut.

Hal ini termasuk beberapa obat yang digunakan orang untuk mengobati kejang dan tekanan darah tinggi.

Beberapa obat tersebut juga termasuk beberapa obat tiroid, antibiotik, antijamur, dan pil kontrasepsi oral.

Obat-obatan yang umumnya dikaitkan dengan bentuk lupus ini adalah:

  • Hydralazine, obat hipertensi.
  • Procainamide, obat aritmia jantung.
  • Isoniazid, antibiotik yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis (TB).

Namun, lpus yang diinduksi obat biasanya hilang setelah orang tersebut berhenti mengonsumsi obat-obatan tersebut.  

Lupus neonatus

Sekitar 1 persen wanita dengan autoantibodi yang berkaitan dengan lupus akan memiliki bayi dengan lupus neonatal.

Wanita tersebut emenderita SLE, sindrom Sjögren, atau tidak memiliki gejala penyakit sama sekali.

Sindrom Sjögren adalah kondisi autoimun lain yang sering terjadi pada lupus.

Gejala utama pada penderita sindrom sjogren termasuk mata kering dan mulut kering.

Saat lahir, bayi dengan lupus neonatal mungkin mengalami ruam kulit, masalah hati, dan jumlah darah rendah, serta sekitar 10 persen dari mereka akan mengalami anemia.

Lesi biasanya hilang setelah beberapa minggu, namun, beberapa bayi memiliki blok jantung bawaan, di mana jantung tidak dapat mengatur tindakan pemompaan yang normal dan berirama.

Bayi tersebut mungkin membutuhkan alat pacu jantung dan bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa.

artikel kesehatan lainnya

(TribunPalu.com/Linda)


Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Kenali Gejala dan Berbagai Jenis Lupus, Penyakit 1.000 Wajah yang Sulit Dideteksi

Berita Terkini