Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM | KUPANG- Ketua Komisi V DPRD NTT, Yunus Takandewa meminta pemerintah Provinsi NTT untuk memperlakukan atlet olahraga secara profesional dan elegan.
Hal ini disampaikan Yunus Takandewa, setelah penjemputan minor yang diterima atlet Muaythai, Susanti Ndapataka, peraih medali emas di ajang PON Papua, pada Rabu 6 Oktober 2021.
“Pemerintah harus memberikan perhatian khusus kepada para atlet kita. Pemerintah mesti hadir secara profesional dan elegan kepada mereka yang telah berjuang mendedikasikan tenaga untuk mengharumkan nama NTT,” kata Yunus, Rabu 6 Oktober 2021 sore.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, di tengah pandemi Covid-19, para atlet telah berjuang, dan prestasi mereka menghadirkan energi positif bagi seluruh masyarakat NTT.
Baca juga: Atlet NTT Peraih Emas PON Papua Dijemput Pickup, DPRD NTT Singgung Dana 20 Miliar untuk PON
Kerja keras para atlet harus dibalas dengan pelayanan yang maksimal sejak keberangkatan, saat bertanding, sampai ketika mereka pulang ke NTT dengan penyambutan yang meriah.
“Jangan seperti ini. Kita harus memberikan pelayanan dan bonus-bonus yang memadai, agar mereka punya energi baru dan kepercayaan diri yang tinggi,” jelas Takandewa.
Ia menjelaskan, di saat pandemi Covid-19 yang menghimpit ekonomi, para atlet telah berjuang, bahkan beberapa dari mereka mengikuti PON dengan uang pribadi dan melakukan latihan secara mandiri.
“Kita jangan menganggap ini sepele, tetapi ini sesuatu yang membanggakan. Mari kita jadikan even olahraga ini sebagai semangat baru bagi daerah kita,” kata politisi PDIP itu.
Baca juga: Ramai Kabar Sepak Bola Gajah PON Papua di Laga Aceh Vs Kaltim, Fakhri Husaini: Ini Buat Saya Biasa
Diketahui, suasana penyambutan bagi atlet peraih medali emas di PON XX Papua, Susanti Ndapataka dinilai kurang baik. Sebab, Susanti dan pelatihnya hanya menumpang sebuah mobil pick up menuju ke rumah pelatih di kampung baru Oebobo, Kota Kupang.
Susanti dan rombongan tiba di Kupang, Rabu 6 Oktober 2021 pagi dengan pesawat terbang. Usai dikalungkan bunga, Susanti dan pelatihnya memilih menaiki mobil pick up yang telah disiapkan pengurus Muaithay Kota Kupang.
Dari Oebobo, Susanti dan rombongan pun menuju ke desa Oelamasi, Kabupaten Kupang, tempat kediaman Susanti. Tiba disana, ia disambung keluarga dan tetangga serta perwakilan pemerintah kabupaten Kupang.
"Ia disambut keluaraga dan tetangga, sama dari pemerintah kabupaten juga," ujarnya.
Ia menyebut, dirinya juga tidak disampaikan hal apapun dari pemkab Kupang, demikian halnya juga pemerintah provinsi. Susanti mengaku hal itu dia tidak bisa memberi komentar lebih banyak.
Dia hanya berharap agar atlet baru bisa lebih baik dan berprestasi, juga camp Muaithay agar bisa lebih besar dan semakin digemari banyak orang di NTT.
Perempuan asal Sumba ini juga mengisahkan pertandingannya di PON Papua, tuan rumah menjadi lawan terberatnya. Dia menganggap, pertandingan itu seperti final, karena dalam perhitungan poin bisa jadi dirinya kalah.
Susanti pun melaju ke semifinal melawan atlet Sumatra Utara, di pertandingan itu dirinya tidak merasakan beban lebih dan melaju ke final bertemu atlet Jawa Barat.
"Perasaan saya pastinya senang karena sudah bisa membanggakan orang tua, dan NTT," ujarnya.
Dia mengaku, pemprov tidak menjanjikan apapun, namun pada pertandingannya di partai final, pemprov dan KONI NTT menyaksikan langsung pertandingan itu. Kepulangannya ke NTT, menurut dia diketahui pemprov karena ada penyambutan dari bupati Ngada sewaktu di Papua.
Sementara itu, pelatih Muaithay, Angga Silitonga, mengatakan, penjemputan juga dilakukan di Bandara El Tari Kupang. Angga juga tidak mengetahui siapa yang menjemput ia bersama rombongan.
"Dari entah itu KONI atau Dispora saya kurang lihat, tapi sepertinya Koni menyiapkan kendaraan. Tapi kami telah menyiapkan kendaraan sendiri," ujarnya.
Angga mengaku pengurus Muaithay Kota Kupang dan dari Laskar Timor Indoensia telah menyiapkan penjemputan. Untuk itu dia bersama Susanti menumpang kendaraan yang telah disiapkan itu.
Perihal koordinasi dengan pemprov, Angga menyebut, setauhnya telah ada koordinasi dengan KONI dan Diaspora karena tiket kepulangan disiapkan kedua lembaga ini.
"Memang telah disiapkan penjemputan, tapi memang kali kami yang memilih kendaraan sendiri," ucapnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini belum ada undangan ataupun informasi apapun dari pemerintah untuk mereka. Ia pun tidak mengetahui keberadaan ketua CdM.
"Setelah ini kami langusng kumpul di camp yang berada di kampung baru. Kami juga belum tahu posisi pak Wagub ada di mana termasuk undangan resmi untuk kami belum ada," katanya.
Dari Papua, kata Angga, ada bus yang mengantar ke bandara. Fasilitasnya pun sangat bagus seperti makan minum dan fasilitas lainnya.
Sekretaris Dinas Pemuda dan Olah Raga NTT, Willem Enga, mengatakan, saat penjemputan ia bersama pengurus KONI NTT berada di bandara El Tari 30 menit sebelum pesawat tiba. Ia mengaku pihaknya keluar dari ruang tunggu, dan melakukan penjemputan sekaligus pengalungan bunga.
Dia menyebut telah menawarkan berulang kali agar bersama manager dan dan pelatih ke GOR, namun tawaran itu menurutnya ditolak pelatih. Pelatih mengatakan bahwa telah ada jemputan.
Didampingi Kabid Pengembangan Prestasi, Alo Min, Sekdis Dispora mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan acara penyambutan sederhana di GOR karena atlet dan pelatih Muaythai tersebut adalah atlet binaan Dinas Pemuda dan Olah Raga di Pusat Pembinaan dan Latihan Olah Raga Daerah (PPLD) dan Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa Daerah (PPLMD) NTT.
"Namun sekali lagi pelatih tetap memilih untuk bersama komunitas Sumba dan Laskar Timor serta memakai tumpangan pick up yang disediakan komunitas tersebut dan langsung menuju ke camp latihan. Kami pun turut serta mengantar mereka," katanya.
Kabid Peningkatan Prestasi, Alo Min menambahkan sesuai agenda dan rencana yang telah disepakati, semua atlet PON NTT rencananya pada 17 Oktober setelah PON selesai akan bertemu Gubernur dan Wakil Gubernur.
"Kita telah mengagendakan untuk penyambutan secara resmi oleh pemerintah provinsi NTT dalam hal ini oleh Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober untuk semua atlet PON. Para atlet binaan Dispora NTT akan kembali masuk PPLD dan PPLMD setelah PON nanti," ungkap Alo Min. (*)