Menurut dia, kebijakan perubahan jalur itu masih bersifat uji coba sekaligus sebagai bentuk sosialisasi ke masyarakat. Bahkan, kebijakan itu belum ditetapkan dalam peraturan bupati (Perbup).
"Saya berterima kasih karena teman-teman sopir melakukan aksi protes. Namanya kebijakan harus saling menguntungkan, karena kita saling membutuhkan. Jadi kami putuskan, perubahan jalur untuk sementara tidak diberlakukan sampai ada kajian yang tidak membebankan masyarakat termasuk, faktor ekonomi dan lainnya," katanya.
Ia mengaku dalam waktu dekat, Pemda Flotim membentuk tim guna melakukan kajian, termasuk tarif yang mengikuti perubahan trayek.
Ia juga mengaku uji coba perubahan jalur itu lantaran Pemda menerima keluhan warga San Dominggo terkait tarif angkutan menuju wilayah itu.
"Warga San Dominggo dan sekitarnya, jika dari Weri ke pertokoan bayarnya Rp 5000. Mereka naik lagi angkot dari pertokoan ke San Dominggo harus bayar lagi Rp 5000. Padahal, tarif Rp 5000 seharusnya sampai di terminal Lamawalang. Ini untuk membantu masyarakat di tengah Covid-19. Tapi pemerintah juga mempertimbangkan tidak boleh merugikan pengusaha," jelasnya.
Pemerintah tambahnya, memahami, perubahan trayek ini pasti ada penambahan operasional seperti BBM. "Nanti akan ada perubahan tari. Yang jelas tidak membebankan masyarakat dan tidak rugikan pengusaha," tutupnya. (cr7)
Baca Berita Flores Timur Lainnya