Timor Leste

Xanana Gusmao Kaget Ladang Minyak Baru di Timor Leste Segera Dibor, Indonesia Gigit Jari? Simak Ini

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ladang minyak Timor Leste Greater Sunrise

Kepala eksekutif Advance, Leslie Peterkin, menjelaskan kepada Energy Voice alasannya di balik taruhan bullish pada Buffalo.

Jika pengeboran terbukti berhasil dan mereka menemukan sekitar 30 juta barel minyak, maka Timor Leste dapat mengantongi sekitar 450 juta dollar selama masa proyek lima tahun.

Menurut Peter Strachan, seorang analis energi independen yang berbasis di Perth.

Ini didasarkan pada harga minyak 75 dollar AS (Rp1 juta) per barel dengan biaya pengembangan dipatok 450 juta dollar AS (Rp6,5 triliun) dan biaya operasi 1.050 juta dollar AS ( Rp 6 triliun).

Jika biaya pembangunan kurang dari 450 juta dollar AS (Rp 6,5 triliun) maka pemerintah Timor Leste akan menerima lebih banyak.

"Keuntungan bagi pemerintah bisa melihatnya mengantongi 610 juta dollar AS (Rp 8,6 triliun) selama masa proyek lima tahun," kata Strachan kepada Energy Voice.

Baca juga: Figur Ini Dibenci Timor Leste & PBB Tetapi Disanjung Publik Indonesia, Begini Kata Prabowo Subianto

Kepala eksekutif Carnarvon Adrian Cook mengatakan bahwa "ladang Buffalo memberikan peluang bagus untuk dengan cepat memberikan pengembangan minyak berbiaya rendah yang siap memanfaatkan pasar minyak yang menguat dan memperkirakan kekurangan pasokan."

Terhadap besarnya potensi minyak bumi yang ada di Timor Leste itu, sejumlah warga Timor mengungkapkan hal yang mengejutkan.

Disebutkan bahwa andaikata Timor Timur masih menjadi bagian dari NKRI, maka pengeboran minyak itu akan memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia.

Akan tetapi, mengingat Timor Leste sudah merdeka, maka hasil pengeboran minyak bumi itu akan diterima oleh negara itu. 

Xanana Gusmao Tuntut Australia

Pemerintah Timor Leste dan Australia maju ke meja perundingan terkait sengketa batas wilayah laut antara kedua negara, di celah Timor. Perundingan digelar di Den Haag, Belanda, Senin (29/8).

Mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao, mendapat kesempatan pertama berbicara di hadapan panel yang terdiri dari lima orang ahli. "Kami datang ke Den Haag tidak untuk meminta bantuan ataupun perlakuan khusus," tegas Xanana.

"Kami datang untuk menuntut hak kami berdasarkan hukum internasional," imbuh Xanana seperti diberitakan Associated Press.

Selama beberapa tahun terakhir, Timor Leste dan Australia bersengketa mengenai celah Timor yang memiliki kandungan sumber daya minyak dan gas. Pergulatan panjang terkait sengketa celah Timor telah mendatangkan kekhawatiran akan rusaknya hubungan kedua negara di sebelah timur Indonesia.
Setelah Xanana menyampaikan argumentasinya, pihak Australia kemudian memberikan presentasi.

Halaman
1234

Berita Terkini