Sekarang Dollar AS bersama dengan dolar Australia dan Escudo, sudah jadi mata uang Timor Leste di kalangan ekonomi elit yang mengelilingi operasi UNTAET dan lembaga-lembaga bantuan lainnya.
Baca juga: Timor Leste Punya Surga di Dasar Laut, Miliki Coral Paling Indah di Dunia & Hanya Ada di Pulau Ini
Namun dilaporkan bahwa rupiah masih dipakai oleh kebanyakan warga miskin yang tinggal di wilayah hancur dan terpinggirkan.
Padahal Timor Leste bahkan harus impor uang dengan biaya tinggi.
Timor Leste punya koin 200 sen yang nilainya setara dengan dua dolar AS.
Pengadaan koin ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan dan biaya tinggi terkait penggantian uang kertas pecahan yang lebih kecil.
Baca juga: Sahabat Xanana Gusmao Ini Paling Dikagumi di Timor Leste, Tapi Juga Amat Dibenci Karena Perbuatannya
Melansir Db.pt, koin tersebut diluncurkan pada 2017 pada sebuah upacara di kantor pusat Bank Sentral di Dili.
Abraao de Vasconselos, Gubernur Bank Sentral waktu itu, mengatakan bahwa organisasi tersebut terus memastikan peredaran mata uang di Timor-Leste, yang penting bagi perekonomian negara, dan penting untuk mengurangi biaya.
"Biaya pemulangan uang kertas satu dolar, lima dolar dan 10 dolar yang rusak sangat tinggi."
"Tujuan kami adalah untuk terus mengurangi pengeluaran dengan penggunaan mata uang itu," katanya pada waktu itu.
Kepala Pemerintah juga menyambut baik upaya yang telah dikembangkan Bank Sentral dalam beberapa tahun terakhir untuk membantu memperkuat ekonomi Timor, termasuk sebagai 'penjamin' untuk pengelolaan Dana Perminyakan, sumber utama pembiayaan untuk Negara.
Dengan diameter 25,5 milimeter dan berat 8,46 gram, koin ini memiliki inti tengah berwarna emas dan bagian luar berwarna perak - identik dengan koin 100 sen.
Pada bagian muka utama, seperti koin lainnya, koin 200 sen bergambar hiasan kepala tradisional yang digunakan di Timor Leste.
Bagian belakang terdapat Matebian, gunung tertinggi kedua di Timor Leste dan tempat yang menjadi tempat perlindungan bagi elemen perlawanan yang melawan pendudukan Indonesia, kerbau dan sawah, elemen sentral budaya dan ekonomi nasional.
Kerbau sudah menjadi simbol utama logo Bank Sentral.
Sara Brites, deputi gubernur Bank Sentral, menjelaskan bahwa tujuan memperkenalkan mata uang baru - dengan nilai nominal yang sesuai dengan dua dolar AS - adalah untuk mengurangi ketergantungan negara pada uang kertas pecahan yang lebih rendah.