Renungan Harian Katolik Minggu 15 Agustus 2021: Jiwaku Memuliakan Tuhan dan Hatiku Bergembira (Lukas 1 :39-56)
Oleh: RD. Maxi Un Bria
POS-KUPANG.COM - Doa dan pernyataan agung tokoh umat beriman selalu bertolak dari refleksi yang mendalam atas perjalanan hidup yang dikaitkan dengan penyertaan dan penyelenggaraan Allah.
Bahwasannya kehadiran dan keterlibatan Allah dalam sejarah hidup telah secara dahsyat mengubah hidup seseorang dan mengangkat martabatnya kepada kemuliaan.
Terhadap kasih setia dan penyelenggaraan Allah yang telah dialami, Bunda Maria, dengan penuh keyakinan berseru, "Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku."
Refleksi Bunda Maria atas pengalaman perjalanan hidupnya telah menemukan kegembiraan iman yang besar yaitu bahwa Allah terlibat, merencanakan dan menyelenggarakan hal-hal yang agung dan besar atas hidupnya.
Kegembiraan iman Maria telah menggerakkan hatinya untuk menempuh perjalanan jauh mengunjungi Elisabet saudaranya.
Saat kunjungan itu sesaungguhnya Bunda Maria sedang mengandung Yesus Kristus dalam Roh Kudus, sementara Elisabet yang telah lanjut usia pun sedang mengandung Yohanes Pembaptis.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 13 Agustus 2021: Tahu Itu Salah
Perjumpaan Bunda Maria dan Elisabet dimaknai sebagai awal perjumpaan Yesus dan Yohanes Pembaptis.
Pertanyaan kita adalah mengapa setiap tanggal 15 Agustus Gereja merayakannya sebagai hari raya Bunda Maria diangkat ke surga?
Karena Gereja mengagumi hidup dan iman Bunda Maria. Gereja memberikan penghormatan yang besar kepada Bunda Maria sebagai tokoh dan teladan hidup umat beriman, yang takut dan taat kepada Tuhan, yang mengandung Yesus Kristus dalam Roh Kudus, dan mempersembahkan seluruh hidupnya untuk pemenuhan rencana keselamtan Allah.
“Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanmu itu,” demikian tanggapan iman Maria terhadap warta gembira dari Malaikat Gabriel.
Tentang Bunda Maria diangkat ke surga, konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus, yang dimaklumkan oleh Sri Paus Pius XII (1 November 1950) menegaskan, “Gereja percaya bahwa Allah mengangkat Maria ke surga dengan jiwa dan badan, karena peranannya yang luar biasa dalam karya penyelamatan dan penebusan Kristus.”
Karena itu setiap kali ketika merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga, Gereja mengajak kita untuk merenungkan perbutan besar yang dikerjakan Allah bagi Maria, Bunda Kristus dan Bunda seluruh umat beriman.
Gereja percaya bahwa Bunda Maria telah dipilih Allah sejak awal mula untuk menjadi Bunda Putra-Nya, Yesus Kristus. Allah menghindarkannya dari noda dosa asal dan mengangkatnya jauh di atas para malaikat dan orang-orang kudus ( Schneiders,2014; 403 ).
Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium No 59, menegaskan dogma Maria Dangkat ke Surga sebagai berikut,” Akhirnya setelah menyelesaikan jalan kehidupannya yang fana, Perwan Tak Bercela, yang senantiasa kebal terhadap semua noda dosa asal, diangkat ke kejayaan surgawi dengan badan dan jiwanya.”
Konsili Vatikan II pun mengajarkan “Bunda Yesus telah dimuliakan di surga dengan badan dan jiwa dan menjadi citra serta awal penyempurnaan Gereja di masa datang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 12 Agustus 2021: Mengampuni Tanpa Batas
Begitu pula dalam dunia ini-sampai tiba hari Tuhan. Ia bersinar gemilang sebagai tanda harapan yang pasti dan tanda hiburan bagi Umat Allah yang sedang berziarah”( LG No 68).
Penginjil Lukas menarasikan dengan sangat indah bagaimana Bunda Maria yang sederhana dan rendah hati, beberapa waktu setelah menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel, menempuh perjalanan yang jauh untuk mengunjungi Elisabet saudaranya.
Perjumpaan Bunda Maria dan Elisabet penuh makna karena dibimbing dan dipenuhi Roh Allah. Perjumpaan Bunda Maria dan Elisabet sangat membahagiakan dan terberkati.
Dikisahkan bahwa ketika Maria masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan saat Elisabet mendengar Salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya.
Dan Elisabet yang penuh dengan Roh Kudus pun berseru, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai ke telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan” (Lukas 1 :41-44 ).
Bunda Maria yang beriman, rendah hati dan sederhana pun berseru, ”Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku. Sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus” (Lukas 1 : 46-49).
Semoga Perayaan Bunda Maria diangkat ke surga dan seruan Magnificat menggerakkan hati kita untuk merefleksikan dan menyadari peran Allah dalam sejarah hidup kita masing-masing dan meningkatkan devosi kepada Bunda Maria seraya belajar dari teladan hidup Bunda Maria yang beriman, rendah hati dan sederhana serta takut dan taat kepada Tuhan sampai akhir hidupnya.
“Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab Firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana” ( Lukas 1 :45).
Selamat Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Tuhan Yesus memberkati. Salve.*