Tahun Baru Islam 2021

Dirayakan 10 Agustus 2021, Ini Ritual Jelang Tahun Baru Islam 1443 H atau 1 Suro Tahun Baru Jawa

Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ritual 1 Suro menjelang Tahun Baru Islam 2021. Dirayakan 10 Agustus 2021, Ini Ritual Jelang Tahun Baru Islam 1443 H atau 1 Suro Tahun Baru Jawa 

Ritual menjelang malam satu Suro selanjutnya adalah melakukan tapa bisu atau membisu. Tirakat tapa bisu ini dilakukan sepanjang bulan Suro yaitu berupa sikap mengontrol ucapan yang keluar dari mulut. Sepanjang tapa bisu diusahakan mengucapkan hal-hal yang baik dan dilarang mengatakan kata-kata buruk.

Karena dalam bulan Suro yang dipenuhi dengan tirakatan, doa-doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah. Bahkan ucapan yang buruk pun juga bisa terwujud. Maka dari itu hati-hatilah dalam berucap. Karena ucapan buruk bisa benar-benar mencelakai diri sendiri maupun orang lain.

Ritual Ziarah Makam Leluhur

Ziarah makam para leluhur merupakan ritual menjelang malam satu Suro yang sering dilakukan masyarakat Jawa. Biasanya mereka melakukan ziarah ke makam para leluhur masing-masing ataupun para leluhur yang telah berjasa. Seperti orang yang telah mendirikan (membabat) desa, pahlawan, pejuang kemerdekaan, veteran, ulama, dan tokoh leluhur lainnya.

Selain untuk mendoakan para leluhur yang sudah mendahului kita, ziarah merupakan tindakan konkrit generasi penerus untuk menghormati para leluhurnya.

Cara menghormati leluhur dan menghargai jasa-jasanya juga bisa dilakukan dengan merawat makam mereka. Makam leluhur merupakan tempat bersejarah untuk mengenang jasa-jasa leluhur dan meneladani perjuangan beliau di masa hidupnya.

Ziarah makam ini juga menjadi pengingat kita sebagai manusia yang masih hidup, bahwa semua yang hidup pada akhirnya akan mati, dalam kepercayaan Jawa Kuno disebut Sangkan Paraning Dumadi.

Ritual Sesaji Kembang Setaman

Ritual menjelang malam Satu Suro selanjutnya adalah menyiapkan sesaji bunga. Ritual ini biasanya dilakukan masyarakat dengan menyiapkan sesaji bunga dalam sebuah wadah berisi air bening an bunga setaman.

Ritual ini memiliki makna yang mendalam berdasarkan keyakinan Jawa Kuno. Selain sebagai sikap menghargai para leluhur yang telah berjasa semasa hidupnya, ritual sesaji bunga dilambangkan sebagai doa-doa agung kepada Tuhan yang tersirat di dalam setiap bunga.

Bunga mawar merah, mawar putih, melati, kanthil, kenanga, semuanya memiliki makna doa tersendiri. Bunga-bunga itu ditaburkan ke makam para leluhur sebagai bentuk penghormatan dan doa.

Ritual Jamasan Pusaka

Ritual jamasan pusaka merupakan tradisi dalam perawatan dan pelestarian warisan pusaka dari para leluhur. Pusaka memiliki segudang makna di balik wujud fisik bendanya. Pusaka merupakan buah karya seniman leluhur kita di masa lalu. Karya seni itu tentu saja memiliki falsafah hidup yang begitu mulia.

Pusaka merupakan warisan budaya luhur yang bernilai sejarah. Karena pusaka adalah kearifan lokan para leluhur bangsa yang wajib dilestarikan.

Sikap menghargai peninggalan pusaka menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi generasi penerus bangsa untuk berbuat yang lebih baik untuk negeri.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, leluhurnya, dan para pendahulunya. Karena mereka semua telah berjuang hingga kita bisa hidup seperti sekarang. Dengan demikian generasi penerus bangsa tidak akan mudah tercerabut dari akarnya.(*)

Berita terkait tahun baru islam 2021

Berita Terkini