"Pada tahun 2020 lalu, saya gugur saat tahapan seleksi kesehatan II," ujar Ferdi.
Baca juga: Tekan Harga Sembako di Masa Covid, Ditreskrimsus Polda NTT Razia Pasar di Kota Kupang
Setelah gagal, Ferdi tak putus asa. Dia kemudian berlatih dan memeriksa kesehatan serta tekun belajar selama beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, Hery mengaku baru pertama kali mengikuti tes polisi.
"Kami berusaha keras karena ada peluang ini. Kami belajar materi-materi psikologi dan soal ujian akademik sambil berlatih jasmani," kata Hery
Keduanya yang kompak, lantas mulai mengikuti tahapan demi tahapan pelaksanaan seleksi sejak April 2021 lalu.
Sama-sama lolos
Kerja keras keduanya membuahkan hasil yang baik, setelah sama-sama lolos hingga diterima menjadi Bintara Polri.
Keduanya juga bangga karena mereka sama-sama menjalani masa pendidikan di gelombang I tahun 2021 dan di lembaga pendidikan yang sama.
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid, Personel Ditbimas Polda NTT Turun Jalan Beri Imbauan dan Edukasi
"Kami berusaha memberikan yang terbaik bagi orangtua kami. Waktu lima bulan akan kami manfaatkan untuk belajar dan berlatih dan semoga kami bisa melalui tahapan proses belajar mengajar di SPN," ujar Hery.
Hery dan Ferdi, akan bersaing secara sehat selama masa pendidikan demi mewujudkan cita-cita mereka.
"Sejak kecil saya bercita-cita jadi polisi. Saat kakak saya jadi anggota polisi maka saya banyak belajar dari kakak," tandas Ferdi.
Keduanya juga menyebutkan kalau proses meraih sukses tidak mudah karena butuh usaha dan kerja keras.
"Kami bersyukur akhirnya usaha kami berhasil," kata keduanya kompak.
Baca juga: Provost Polda NTT Gelar Gaktiblin Bagi Anggota Dalam Berkendaraan, Ini Tujuannya
Anak Yatim Piatu Asal Nagekeo Lolos Bintara Polri
Sementara itu, tangis Yosep Efendi Djawa (19), calon bintara Polri asal Kabupaten Nagakeo, NTT pecah ketika mengetahui namanya masuk dalam rombongan peserta penerimaan terpadu calon polisi Panda Polda NTT yang lulus terpilih.