Program Link and Match Efektif di SMK Kusuma dan SMK St Yosef Nenuk

Penulis: Teni Jenahas
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa-siswi SMK St.Yosep Nenuk saat melakukan praktek bongkar pasang jaringan komputer, Selasa 22 Juni 2021.

Menurut Pater Piet, sekitar 80-90 persen lulusan sekolah ini terserap di dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja. Wilayah penyebarannya di meluas secara nasional dan internasional.

"Saya boleh mengatakan lulusan sekolah ini meluas secara nasional dan internasional. Di Jakarta banyak lulusan yang menempati di posisi penting di perusahan. Bahkan yang bekerja di Penerbangan Nurtanion saja ada dari tamatan STM nenuk. Bahkan kalau masuk ITB Bandung bebas tes masuk. Mereka mengaku tamatan STM Nenuk tidak diragukan", ungkap Pater Piet.

Kata dia, permasalahan pendidikan vokasi selama ini adalah sistem kurikulum untuk praktek lapangan hanya dua bulan.

"Waktu dua bulan itu tidak mencukupi bagi dunia usaha menilai siswa itu berkompeten atau tidak. Karena itu, dunia usaha masih ragu, apakah kita menerima lulusan itu atau tidak", papar Pastor SVD asal Lembata ini.

Persoalan tersebut, lanjut Pater Piet sudah bisa teratasi setelah adanya program link and match.

Dalam program ini, siswa diberikan kesempatan magang selama satu tahun, mendapat sertifikat dan bimbingan dari dunia usaha serta dunia usaha berkomitmen menyerap lulusan.

Diharapkan, komitmen dari dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja untuk menyerap lulusan dari sekolah yang sudah membangun link and match terus dipertahankan.

"Kita membangun jaringan supaya lulusan langsung terserap di dunia kerja tanpa harus melamar lagi di tempat lain", ujarnya.

Mengenai fasilitas di SMK St. Yosef Nenuk, Peter Piet menyampaikan sekolah menyediakan fasilitas sudah memadai. Namun dari kaca mata pendidikan bisa saja belum memenuhi standar.

"Kami bilang sudah memadai. Tapi dari kacamata pendidikan bisa saja belum memenuhi standar. Oke lah, kita membuka diri. Kalau belum memenuhi standar yah tolong dibantu karena kita harus mengikuti kemajuan, misalnya, mesin otomotif sekarang sudah injeksi, kami masih mesin lama semua. Baut-baut sekarang sudah modern tapi kami masih mengenal baut sejak jaman VOC", kata Pater Piet sambil tersenyum. (*)

Berita Kabupaten Belu Lainnya

Berita Terkini