Cak Imin Di Mata Keluarga Gus Dur: Dulunya Pegang Tas Bapak Lalu Nendang Bapa Hingga Lupa Minta Maaf

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alm Gus Dur dan Yenny Wahid

POS-KUPANG.COM - Saat ini, desakan DPC-DPC untuk menggelar Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa semakin tak terbendung. Targetnya ganti Cak Imin.

Desakan akan Muktamar Luar Biasa (MLB) tersebut terus merambat ke sejumlah daerah di Tanah Air.

Terhadap wacana tersebut para loyalis Gus Dur yang menyimpan rasa kecewanya atas perlakuan Muhaimin Iskandar terhadap pendiri PKB yang sesungguhnya mulai muncul.

Apalagi setelah berhasil menendang Gus Dur dari jabatan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Cak Imin tak memperlihatkan sikapnya terhadap Gus Dur sebagai sang guru.

Bahkan hingga Gus Dur sebagai bapak bangsa memilih menepi dari hingar bingar politik pun, Cak Imin tak datang untuk menemui.

Kabar terbaru mengungkapkan, bahwa Cak Imin tak pernah memperlihatkan niat baiknya untuk meminta maaf kepada gurunya.

Baca juga: Yenny Wahid Kandidat Ketua Umum PKB Gantikan Muhaimin Iskandar, Lulusan Harvard Kini Jadi Bos Garuda

Baca juga: Cak Imin Terdesak Soal Isu PKB, Padahal Dulu Isi Posisi Top di Era Megawati, SBY Hingga Jokowi, Apa?

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (Tribun Bali)
Padahal beberapa orang dekat Gus Dur mengungkapkan hal ini.
"Cak Imin itu dulunya tak lebih dari orang kepercayaan Gus Dur yang menelikung."

Sebelum menjadi orang nomor satu di PKB, Cak Imin sesungguhnya selalu bertugas membawa barang-barang pribadi Gus Dur. Misalnya pegang tas dan lainnya.

Namun seiring bergulirnya waktu, Cak Imin akhirnya nekad menelikungi Gus Dur bahkan mendepaknya dari kursi Ketua Umum PKB.

Apakah peristiwa yang dilakukannya terhadap mantan Presiden Indonesia itu bakal kembali terjadi bak karma dan menderanya?

Namun saat ini,  posisi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mulai digoyang. Apalagi rongrongan itu dimulai dari daerah-daerah.

Kabar terbaru menyebutkan, bahwa ratusan kader PKB di daerah-daerah se-Indonesia, ingin menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) dalam waktu dekat ini.

Pasalnya, adanya dugaan pelanggaran AD/ART yang diungkapkan eks Ketua DPC PKB Jeneponto, Andi Mappanturu.

Andi Mappanturu merasa telah dizalimi Cak Imin, karena seharusnya ia masih menjabat sebagai Ketua DPC PKB Jeneponto hingga tahun 2022 mendatang.

"Tetapi karena kezaliman pak Muhaimin yang mengubah AD/ART pada saat muktamar di Bali, yang mana di dalamnya sudah tidak demokrasi," ungkap Andi, Senin 12 April 2021, seperti dilansir Tribunnews.

Kabar mengenai gejolak internal di dalam tubuh PKB ini pun sampai juga ke telinga Yenny Wahid, putri Abdurrahman Wahid.

Diketahui, Cak Imin masih memiliki hubungan darah dengan Yenny Wahid karena Cak Imin merupakan keponakan Gus Dur.

Melalui juru bicaranya, Imron, Yenny menilai PKB dibawah kepemimpinan Cak Imin semakin menunjukkan watak oligarkis dan nepotisme yang tak sehat bagi pengembangan demokrasi.

Baca juga: Gejolak PKB Memanas, Posisi Cak Imin Mulai Goyah, Apakah PKB Berakhir Seperti Drama SBY & Demokrat?

Baca juga: Ketua DPC PKB Ngada Sebut Belum Ada Oknum yang Ajak Untuk Ikut Mukhtamar Luar Biasa

Kolase foto Muhaimin Iskandar dan Yenny Wahid. (tribunwow)

Karena itu, pihak Yenny meminta agar para sesepuh PKB mengingatkan Cak Imin.

"Kami mengetuk kesadaran semua pihak termasuk internal DPP bahkan para sesepuh agar mengingatkan Muhaimin Iskandar dan lingkaran elitenya untuk kembali kepada sejarah awal berdirinya partai," ujar Imron, Rabu 14 April 2021, dilansir Tribunnews.

Lebih lanjut, Imron membahas soal sejarah kelam Cak Imin di masa lalu terhadap Gus Dur.

Ia mengatakan, peristiwa tersebut hingga saat ini masih diingat warga Nahdlatul Ulama (NU).

"Kami khawatir, diamnya para sesepuh akan dianggap sebagai upaya perlindungan kepada Cak Imin yang memiliki sejarah kelam terhadap Gus Dur sehingga berdampak pada penilaian negatif kalangan akar rumput terhadap para sesepuh."

"Kesadaran kolektif diperlukan agar proses demokrasi di PKB kembali bisa berjalan normal," tuturnya.

Pada 2019 silam, Alissa Wahid, pernah mengungkapkan kekecewaannya pada Cak Imin.

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kembali terpilih sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk periode 2019-2024 (Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

Saat itu, PKB dibawah kepemimpinan Cak Imin menggelar Muktamar kelima di Ballroom Westin Hotel, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (20/8/2019).

Mengutip Tribunnews, Alissa mengungkapkan selama ini keluarganya tak pernah diundang untuk menghadiri Muktamar PKB sejak Gus Dur wafat.

"Enggak (diundang) lah, PKB yang sekarang kan memang terpisah dari Gus Dur dan keluarganya," kata Alissa saat itu, Selasa (20/8/2019).

Ia pun mengatakan, Cak Imin belum pernah meminta maaf pada Gus Dur, bahkan hingga Presiden RI ke-4 ini berpulang.

"Sampai Gus Dur wafat itu belum ada rekonsiliasi atau islah," ujarnya.

"Wong gak pernah minta maaf kok, gak mengakui (salah)."

"Posisinya sepanjang di keluarga, kami tidak pernah menerima permintaan maaf dari pengurus PKB yang ada saat ini. Jadi bagaimana kalau seperti itu," imbuhnya.

Baca juga: Ketua DPC PKB Sumba Barat Daya Mengaku Belum Memperoleh Informasi MLB PKB

Baca juga: Beredar Informasi MLB-PKB, Begini Tanggapan Yohanes Rumat Ketua DPC-PKB Manggarai Timur

Cak Imin vs Gus Dur

Di tengah gejolak PKB, Yenny Wahid melalui juru bicaranya, Imron, kembali membahas sejarah kelam antara Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Dilansir Tribunnews, hal ini diungkap Imron saat menyampaikan tanggapannya terkait kader DPC PKB yang ingin menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB).

Dikutip dari Kompas.com, pada 2008 internal PKB mengalami konflik setelah Gus Dur mencopot Cak Imin dari jabatannya sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz PKB.

Tak terima keputusan tersebut, Cak Imin pun menggugat Gus Dur ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Setelahnya, PKB pimpinan Gus Dur menggelar MLB di Ponpes Al-Asshriyyah, Parung Bogor pada 30 April-1 Mei 2008.

Berdasarkan keputusan MLB tersebut, Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Syuro PKB dan Ali Masykur Musa sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz.

Kemudian, PKB kubu Cak Imin menggelar MLB tandingan di Hotel Mercure Ancol yang hasilnya Cak Imin menjadi Ketua Umum PKB.

Sementara jabatan Ketua Dewan Syuro diisi KH Aziz Mansyur.

Dilansir Kontan.co.id, Mahkamah Agung (MA) memutuskan Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB yang sah.

Gus Dur sebagai pendiri partai pun harus tersingkir dari PKB.

Perlahan, Gus Dur mulai meninggalkan dunia politik hingga ia wafat pada 2009.

Berita Terkait Lainnya Di Sini

(*)

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Cerita Cak Imin Kalahkan Gus Dur Diungkap Alissa Wahid: hingga Bapak Wafat Tak Pernah Minta Maaf

Berita Terkini