Paus Fransiskus Doakan Korban Bencana di NTT dan Timor Leste, Semoga Tuhan Menguatkan Mereka
POS-KUPANG.COM - Bencana banjir dan angin kencang yang melanda wilayah Indonesia khususnya wilayah NTT sejak 1 hingga 4 April 2021 telah menggugah rasa kemanusiaan Paus Fransiskus.
Pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia itu lantas mengirimkan doa untuk para korban bencana, baik di NTT maupun di Timor Leste yang berbatasan langsung dengan NTT.
Hal itu dilakukan Paus Fransiskus dalam audiensi umum di Vatikan Rabu 7 April 2021.
"Saya ingin mengingat dalam doa saya para korban banjir yang melanda Indonesia (NTT) dan Timor Leste beberapa hari ini. Semoga Tuhan menyambut mereka yang meninggal, menghibur keluarga mereka dan menguatkan mereka yang kehilangan tempat tinggal," ucap Paus Fransiskus.
Doa serupa juga dikirim Paus Fransiskus ketika terjadi bencana alam di beberapa wilayah di Indonesia pada bulan-bulan sebelumnya, misalnya ketika terjadi banjir di Kalimantan Selatan dan Gempa di Sulawesi Barat.
Sebagaimana diketahui, banjir bandang, longsor dan angin kencang melanda sejumlah wilayah di NTT selama perayaan Tri Hari Suci, yang memuncak pada hari raya Paskah, Minggu dan Senin 4-5 April 2021.
Berikut ini sebaran bencana di NTT sepanjang Minggu Paskah berdasarkan data yang dikumpulkan BNPB hingga Senin pagi, 5 April 2021, dilansir dari Tempo.co.
Baca juga: Uskup Atambua Jenguk para Korban Bencana Banjir Benenai
Data dipaparkan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dan dikutip dari laman resmi BNPB.
1. Kabupaten Flores Timur
Banjir bandang dan tanah longsor menyebabkan 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.
Sebanyak 24 warga masih hilang dan yang telah ditemukan meninggal 44 orang. Sedangkan warga luka-luka telah mendapatkan perawatan medis.
Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak banjr bandang. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
Kerugian materil masih tercatat 17 rumah hanyut, 60 diketahui terendam lumpur, dan 5 jembatan putus.
"BPBD Flores Timur menyebut akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," kata Raditya.
2. Kabupaten Sumba Timur
Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari mengakibatkan meluapnya sungai setempat pada Minggu pagi. Sebanyak 4 kecamatan terdampak banjir: Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu.
Baca juga: Gubenur NTT Viktor Laiskodat Temui Korban Bencana di Belu, Kebutuhan para Pengungsi Terpenuhi
BPBD Kabupaten Sumba Timur menginformasikan sebanyak 54 keluarga atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 KK atau 475 KK terdampak.
3. Kabupaten Lembata
Banjir bandang di wilayah ini terjadi pada Minggu malam, menewaskan 11 orang dan 16 lainnya hilang. Lokasi terdampak berada di dua kecamatan, yaitu Ile Ape dan Ile Ape Timur. Desa-desa yang diterjang banjir bandang di lokasi ini antara lain Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan.
BPBD setempat mendatangkan alat berat untuk melakukan pembersihan jalan dan lokasi bencana untuk kelancaran proses pencarian dan evakuasi. "Akses jalan menuju Kecamatan Ile Ape Timur terputus sehingga belum dapat diakses petugas," kata Raditya.
4. Kabupaten Ngada
Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada, NTT, terutama di wilayah Kecamatan Bajawa. Kerugian berupa rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang, 1 unit kapal tenggelam dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang. BPBD setempat melaporkan 1 orang luka berat.
5. Kabupaten Malaka Tengah
Banjir juga melanda wilayah ini pada Minggu pagi setelah hujan intensitas tinggi dengan durasi yang cukup lama menyebabkan Sungai Benenai meluap. Lebih dari 20 desa di lima wilayah kecamatan terendam hingga 1,5 meter sepanjang hari itu.
6. Kota Kupang
Angin kencang, longsor, rob dan gelombang pasang dilaporkan terjadi di ibu kota NTT ini pada Minggu malam. Sebanyak 743 keluarga atau 2.190 jiwa terdampak, selain 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 akses jalan tertutup pohon tumbang.
Kondisi Terkini, 7 April 2021
Hingga Rabu 7 April 2021, hujan dan angin sudah menjauh dari wilayah NTT.
Menurut laporan wartawan Pos-Kupang.com, Aris Ninu, korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur bertambah menjadi 68 orang. Sedangkan korban hilang ada 5 orang.
Dari jumlah tersebut, di Kecamatan Adonara Timur hilang 14 orang, meningal dunia 12 orang dan 2 orang sedang dicari.
Di Kecamatan Ile Boleng hilang 56, meninggal dunia 55 dan 1 orang masih dicari.
Di Kecamatan Wotan Ulumado hilang 3, meninggal dunia 1 dan dalam pencarian 2 orang.
Dari data ini korban paling banyak ada di Ile Boleng sebanyak 55 meninggal dunia.
Dari hasil pencarian Rabu 7 April 2021, ditemukan 4 jenazah. Tiga orang ditemukan di Waiburak dan satu orang di Nelelamadike.
Pencarian korban hilang saat ini masih manual memakai linggis dan sekop.
Pencarian pun melibatkan anggota TNI dan Polri yang ditugaskan mengevakuasi korban bencana banjir.
Korban banjir juga terdapat di Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata.
Sedangkan wilayah-wilayah lain di NTT hingga Rabu mulai dilakukan upaya pemulihan keadaan. Di Kota Kupang, misalnya, warga masih terus membersikan pepohonan yang tumbang ke jalan, menimpa rumah dan sebagainya.
Akibat dari angin kencang itu, hingga Rabu pun jaringan listrik sebagian besar belum menyala karena tiang tumbang dan kabel putus tertimpa pohon. Warga mulai mengalami banyak kesulitan.*
Ikuti berita-berita bencana alam NTT DI SINI