Dibanding Moeldoko Kader Partai Demokrat Se-Indonesia Pasti Lebih Memilih AHY Begini Kata Umar Arsal
POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Partai Demokrat kini terbelah dua. Pertama, Partai Demokrat versi Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dan berikutnya Partai Demokrat versi Moeldoko.
Terpilihnya Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, merupakan bagian dari upaya pengambilalihan secara paksa kepemimpinan AHY di Partai Demokrat.
Sedangkan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, terpilih menggantikan ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY yang juga melalui kongres.
Saat ini posisi AHY menggantikan SBY. Namun Mantan Presiden ke-6 RI itu, kini menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Bagi kalangan tertentu, terpilihnya AHY menggantikan SBY diartikan sebagai wujud dari upaya SBY untuk membangun dinasti politik di partai berlambang mercy tersebut.
Untuk diketahui, Agus Harimurti Yudhoyono merupakan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono dan kakak kandung dari Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
Mungkin karena faktor inilah yang memunculkan spekulasi dan istilah bahwa ada politik dinasti di tubuh Partai Demokrat.
Namun, Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik dan Pemerintahan Umar Arsal membantah anggapan partai politik yang dipimpin Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono itu merupakan dinasti politik.
Umar Arsal dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (21/3/2021), juga menampik tidak demokratisnya Kongres Partai Demokrat 2020 kemarin dengan terpilihnya AHY sebagai ketua umum.
"Siapa bilang politik dinasti, toh semua diserahkan secara demokratis siapa saja yang mau mencalonkan terbuka. Sampai akhir pendaftaran hanya AHY yang ikut dalam kontestan Ketum," kata Arsal.
Arsal mengatakan, terlalu berlebihan dan mengada-ngada menyebut kongres 2020 yang mengukuhkan AHY sebagai ketua umum sebagai cara yang tidak demokratis.
"Ya saya anggap itu ocehan segelintir orang yang berambisi merebut Partai Demorkat," kata dia.
Arsal menjelaskan, terpilihnya AHY karena keinginan kader di berbagai daerah.
Menurut Arsal, setelah SBY sebagai tokoh yang layak dijual karena popularitas, Partai Demokrat butuh sosok kembali yaitu AHY.