Berita NTT Terkini

Pemprov Dukung PLN Kembangkan Co-firing Biomassa di NTT, Simak Penjelasan Kadis ESDM

Penulis: Ryan Nong
Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi NTT Yusuf A. Adoe

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) memberi dukungan terhadap Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sedang mengembangkan sumber energi terbarukan untuk pembangkit listrik. 

Saat ini, PLN tengah mengembangkan program Co-firing biomassa yang merupakan kolaborasi pembakaran batu bara dan biomassa untuk sumber energi listrik. Dalam program itu, PLN NTT bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang untuk menyediakan briket biomassa tersebut. 

Saat berbicara dalam Ngobrol Asyik di Pos Kupang pada Rabu, 10 Maret 2021, GM PLN UIW NTT, Agustinus Jatmiko menyebut saat ini, PLTU Bolok Kupang dan PLTU Ropa di Ende menjadi dua lokasi pengembangan program yang bertujuan untuk mengurangi efek rumah kaca itu. Sementara itu, di level nasional telah ada 20 unit PLN yang menggunakan CO-Firing Biomassa sebagai sumber energi listrik. 

Co-firing biomassa diklaim sangat ramah lingkungan karena tingkat emisi hasil proses pembakaran sangat rendah, bila dibandingkan dengan pembakaran batu bara. Bagan biomassa yang saat ini tersedia di NTT terdiri dari potongan lamtoro, kaliandra dan Gamal serta hasil gergajian kayu dan sampah organik lain. 

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTT, Yusuf Adoe menyebut, pihak PLN juga telah memaparkan program tersebut kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan jajaran pemerintahan pada perayaan ulang tahun PLN yang lalu. Pemerintah Provinsi, kata Adoe, mendukung program tersebut. 

"Prinsipnya kita dukung. Yang penting bahwa semua itu kalau menguntungkan bagi masyarakat saya pikir itu hal yang baik," kata Adoe kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (10/3) malam. 

Dengan adanya program tersebut, secara ekonomi dapat menguntungkan masyarakat yang memelihara atau membudidayakan tanaman lamtoro taramba, kaliandra dan gamal. Selain itu, secara umum, suplai listrik menjadi lebih bagus termasuk mengurangi emisi karbon. 

Karena itu, ia juga mendorong agar semakin banyak masyarakat yang membudidayakan tanaman tersebut baik di pekarangan maupun di lahan produksi yang lebih luas. 

"Pemda berperan bagaimana lahan masyarakat ditanami, sehingga (tanaman lamtoro taramba, kaliandra dan gamal) bisa dijual  untuk meningkatkan ekonomi," katanya. 

Saat ini, PLN telah meneken kerjasama dengan Undana Kupang untuk menyediakan briket biomassa yang diproduksi dari potongan tanaman tersebut. Briket yang disediakan itu akan dibeli oleh PLN untuk kebutuhan program co-firing. 

Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si, Ph.D, memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menyediakan tanaman dan menjualnya ke Undana. Namun Fred belum menyebut secara terperinci harga bahan baku itu. 

“Kami akan beli bahan biomassa itu dari masyarakat. Targetnya berapa ribu ton. Kami (Undana) yang menyiapkan bahan ini kemudian menyerahkan ke PLN,” katanya saat diwawancara pada Rabu. (hh) 

 
  

Baca juga: Piala Menpora 2021 : Persib Maung Bandung Bakal Kedatangan Stefano Lilipaly ?Ini Kata Umuh Muchtar

 
Baca juga: Dua Terduga Pelaku Pemerkosaan Gadis Bisu-Tuli di Inerie Ditahan di Sel Mapolres Ngada, Kronologis

    

Baca juga: Diduga Terendus Aroma KKN, Kajari TTU Bidik Program BERARTI, Proyek Rp 88 Miliar, Simak Info

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Berita Terkini