Solusi Pembayaran di Tengah Pandemi, BI NTT Ajak Masyarakat Lembata Pakai QRIS
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- QRIS merupakan standar pembayaran berbasis QR Code yang telah diluncurkan Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019 lalu. Sebagai suatu alat pembayaran, QRIS telah mendorong peningkatan transaksi digital di Indonesia.
Terbukti, transaksi non tunai menggunakan QRIS di NTT mencapai Rp2,2 miliar di tahun 2020. Masyarakat pun diajak untuk beralih menggunakan pembayaran digital dengan berbagai kemudahan dan manfaatnya.
"Sejak diluncurkan, sudah ada 52 penyelenggara berizin untuk penyelenggaran QRIS: 28 perbankan dan 24 non bank. Per 11 Februari 2021, sudah ada 6,2 juta merchant di Indonesia yang menggunakan QRIS. Di NTT sendiri terdapat 32.211 merchant yang didalamnya termasuk 391 pedagang di Lembata," sebut Kepala Perwakikan BI Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja saat memberikan sambutan dalam acara Seminar Edukasi Publik "Eksistensi QRIS Bank Indonesia -Solusi Pembayaran di Masa Pandemi Covid-19" secara virtual, Sabtu (20/2/2021) sore.
Nyoman berujar, berbagai keuntungan dapat diperoleh, semisal tak perlu menyiapkan uang kecil sebagai uang kembalian dan menghilangkan potensi kerugian akibat uang palsu. QRIS menjadi solusi inovasi pembayaran di tengah pandemi karena meminimalisasi uang tunai yang juga dapat menjadi sumber penyebaran Covid-19.
QRIS dapat mendorong kemajuan sektor perdagangan khususnya di pasar tradisional serta UMKM dan tentunya mempercepat akses keuangan untuk perluas inklusi keuangan dan ekonomi.
"Melalui akselerasi implementasi dan pengembangan digitalisasi daerah, mari kita bersama membangun Indonesia dari daerah untuk menyongsong Indonesia maju, Indonesia yang berprestasi dan tentunya mewujudkan Provinsi NTT sebagai provinsi yang bangkit menuju sejahtera," ajak Nyoman mengakhiri sambutannya.
Kepala Unit Implementasi Kebijakan SP dan Pengawasan SP PUR, Ni Luh Putu Sri Sandhi dalam materinya menyampaikan manfaat dan bagaimana penggunaan QRIS.
Beberapa perkembangan terkait penggunaan QRIS antara lain kerja sama Pemkot Kupang, BI, dan BRI dengan meluncurkan Web Pasar BRI menggunakan QRIS. Beberapa UMKM juga telah menggunakan QRIS dalam bertransaksi.
"Jika UMKM telah bertransformasi ke digital melalui toko online atau e-commerce dan menggunakan pembayaran berupa QRIS, maka hal ini mendorong peningkatan inklusi ekonomi dan keuangan sehingga dapat memberikan manfaat yang luas bagi ekonomi," ungkap Sri.
Dia menjelaskan, QRIS merupakan standar QR untuk pembayaran nasional. QRIS telah didukung oleh sekiranya 28 perbankan, diantaranya Bank Mandiri, BNI, BRI, juga Bank NTT. Sedangkan non bank, beberapa diantaranya yakni LinkAja, OVO, Dana, dan Shopee.
Sumber daya pembayaran QRIS bisa terhubung dari rekening tabungan, kartu debet, juga uang elektronik. QRIS terdiri dari dua jenis, yakni QRIS statis dan dinamis. Pada QRIS Statis, kode QR satu saja berupa print kertas atau stiker.
QRIS Statis sangat cocok untuk pedagang mikro dan kecil karena tidak butuh alat. Sedangkan QRIS Dinamis membutuhkan alat berupa mesin EDC untuk print kode QR yang kodenya bisa berubah-ubah sesuai transaksi pembayaran. QRIS Dinamis cocok untuk usaha skala menengah dan atas.
Inovasi QRIS mendukung penjual eceran terutama di masa pandemi agar transaksi tak ada kontak fisik. Jika ingin membayar, pembeli mendatangi pedagang dan melakukan pembayaran dengan men-scan kode QR pedagang melalui telepon seluler pembeli.
Nantinya, kasir hanya memantau status transaksi dari aplikasi yang dimiliki. Apabila tanpa tatap muka, pembeli dapat berbelanja dari rumah melalui sarana whatsapp. Pedagang bisa mengirimkan kode QR gambar QRIS yang dimiliki dan pembeli melakukan scan QRIS. Selanjutnya, barang siap dikirimkan dengan ojek atau kurir.
"QRIS bukan aplikasi. Fitur QRIS sudah terintegrasi ke dalam mobile banking atau dompet digital. Misalnya bapak ibu pakai mobile banking BRI atau dompet digital OVO, nanti pembayaran QRIS itu bisa dengan tekan logo scan atau bayar yang ada pada aplikasi," Sri menegaskan.
Dia menambahkan, pembeli tidak dikenakan biaya transaksi tambahan apabila berbelanja menggunakan QRIS. Pedagang yang ingin menggunakan QRIS harus mendaftarkan diri menjadi merchant di bank yang telah mendapatkan izin peyelenggaraan QRIS. Biaya transaksi yang dikenakan kepada pedagang masih relatif murah.
Bagi usaha mikro, masih bebas biaya hingga 31 Maret 2021 yang nantinya akan diperpanjang hingga akhir tahun 2021.
Pada kesempatan itu, Staf Ahli DPR RI, Gazali Iskandar yang juga membawakan materi sosialisasi QRIS menjelaskan tentang apa dan manfaat QRIS bagi masyarakat. QRIS terkenal UNGGUL, yakni Universal, Gampang, Untung, dan Langsung.
Universal, artinya inklusif, untuk seluruh lapisan masyarakat dan dapat digunakan domestik dan luar negeri. Gampang, artinya transaksi dilakukan dengan mudah dan aman dalam satu genggaman. Untung, yakni efisien, satu kode QR untuk semua aplikasi. Dan Langsung, artinya transaksi cepat dan seketika, mendukung kelancaran sistem pembayaran.
Seminar Edukasi BI ini mendapat apresiasi dari Kepala SMA Frater Don Bosco Lewoleba, Fr Norbertus Banusu CMM MPd. Dia mengungkapkan, QRIS akan sangat berguna digunakan di tengah situasi pandemi ini.
QRIS juga berguna di daerah sehingga dia bersyukur mengikutsertakan para guru dalam kegiatan seminar tersebut. Apresiasi juga diberikan oleh anggota DPR RI Ahmad Yohan yang membuka kegiatan seminar.
• Dua kali Berhubungan Badan, MS Diberikan Uang dan Handphone Oleh Nikodemus
• WVI dan PKTA NTT Ingin Anak Yang Diduga Pelaku Pembunuhan di TTS Terpenuhi Hak-Haknya
Ia berharap BI bisa terus memberikan regulasi untuk membantu pemerintah di tengah situasi pandemi. Kehadiran QRIS juga dinilainya sebagai kontrol akan transaksi digital yang sangat banyak saat ini. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)