Pengaruh ini bisa mengubah listrik jantung. Termasuk virus Covid-19.
Walaupun pengaruhnya tidak secara langsung.
Aritmia lebih sering disebabkan dari penyakit jantung itu sendiri seperti jantung coroner, hipertensi yang meyebabkan bengkak jantung sehingga menyebabkan aritmia.
Gangguan tidur yang menyebabkan pernafasan seseorang berhenti sementara (sleep apnea) juga bisa mempengaruhi jantung, dan mempengaruhi irama jantung.
Ketika seserang mengalami henti nafas walaupun sebentar, jantung mengalami peningkatan kerja untuk memompa darah.
Begitu juga di paru-paru yang juga bekerja berat karena hipoksia atau kadar oksigen yang rendah yang menyebabkan kekurangan oksigen di dalam darah.
Meningkatkan kerja jantung, tapi asupan oksigen ke jantung berkurang, bila sering terjadi membuat irama jantung berubah dan menyebabkan aritmia. (lis)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kelaianan Irama Jantung Lebih Berisiko Mengalami Gejala Berat Bila Terkena Covid-19, https://wartakota.tribunnews.com/2021/02/09/kelaianan-irama-jantung-lebih-berisiko-mengalami-gejala-berat-bila-terkena-covid-19?page=all.
Penulis: Lilis Setyaningsih
Editor: Murtopo