Hasil yg didapatkan yakni upah pekerja, pintu pembagi dan Box.
Upah terbayar untuk 3.337 petani dan 17 orang supplier. Saluran tersier rencana 12.106 meter, realisasi 12.800 meter. Ada kelebihan target karena ada tambahan swadaya petani sendiri yang disisihkan dari upah kerja mereka sendiri.
Juga ada 197 unit pintu, terdiri dari pintu ukuran 50x30 cm ada 135 unit, dan 50x50 cm ada 62 unit. Box pembagi berjumlah 64 box.
Sesuai catatan rekaman dinas, para petani yang dijumpai saat berakhir pekerjaan padat karya lugas mengungkapkan.
"Luar biasa. Aduh pak kadis, dulu air tiba di sawah butuh waktu berhari-hari. Saat ini sudah bisa terlayani dalam hitungan jam.
"Dulu baku rebut air karena ada yang tutup saluran pembagi pakai batang pisang, pintu pun rusak. Setelah kerja, saat ini air terbagi merata...
"Syukur pemerintah kasih dengan HOK. Kalau pun tidak, kami tetap siap kerja, karena ini kami butuh, kami punya sawah, kami punya saluran...
Ada beberapa anggota P3A yang upah (HOK) nya disepakati untuk disisihkan guna menuntaskan saluran permanennya.
Marsel Lowa, diakhir percakapan, menyampaikan bahwa tahun 2021, dari sisi anggaran memang tidak dialokasikan.
"Saran saya, kiranya tim anggaran pemerintah daerah bisa alokasikan anggaran padat karya. Pola yang sama bisa diadopsi oleh satuan kerja lainnya sesuai tupoksi masing,"ujar Marsel.
(Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan)