Trump Bikin Onar Sebelum Turun Takhta, Kompori Skenario Konflik: China Tak Akan Gentar Hadapi AS
POS-KUPANG.COM - Di hari-hari terakhir sebelum turun takhta, berhembus kabar bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah menyiapkan skenario konflik.
Pemerintahan Donald Trump itu memanfaatkan 40 hari terakhirnya di kantor untuk terus memprovokasi China dan klaim media pemerintah China, Global Times.
Media Tiongkok itu mengatakan, tidak ada gunanya bertengkar, dan menyarankan akan lebih baik untuk bersikap toleran.
Namun strategi seperti itu dinilai berbahaya. Begitu Amerika Serikat (AS) yakin bahwa China akan melatih kesabaran apa pun yang terjadi, pemerintahan Trump pasti akan menjadi tidak pernah puas dan lebih tidak bermoral, lapor media itu.
"Mereka akan melakukan tindakan yang akan sangat membahayakan kepentingan nasional China, menyiapkan demonstrasi dan bahkan menculik agenda masa depan pemerintahan Joe Biden yang akan datang," tulisnya.
"Kita harus dengan tegas memerangi arogansi tim Trump di setiap kesempatan. Jika mereka melakukan gerakan ganas yang melewati batas, kita harus berani melakukan konfrontasi dengan intensitas tinggi."
China membagikan spekulasi bahwa pemerintahan Trump mungkin membuat langkah besar selama hari-hari terakhirnya di Gedung Putih.
Ini bisa termasuk mengirim Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk mengunjungi pulau Taiwan untuk keributan lebih lanjut.
Beberapa orang mengatakan, Trump bahkan mungkin melakukan kunjungan kilat ke Taiwan sendiri, dan mengumumkan pembentukan "hubungan diplomatik" dengan pulau itu.
Jika demikian, tanggapan China pasti akan menjadi pukulan yang menghancurkan bagi otoritas Partai Progresif Demokratik yang telah berkoordinasi dengan pemerintahan Trump, untuk menahan diri.
"Opsi paling ringan China adalah mengirim pesawat tempur untuk terbang di atas pulau Taiwan."
"Mereka dapat memutuskan apakah akan terbang pada ketinggian sangat rendah melintasi Taipei, berdasarkan parahnya situasi, untuk menyatakan kedaulatan China.
"Itu akan menjadi pukulan berat bagi arogansi AS dan pulau itu," tulis Global Times, dikutip Sosok.ID, Senin (7/12/2020).
China agaknya memiliki keyakinan penuh bahwa seluruh dunia dapat melihat bagaimana pemerintahan Trump merusak hubungan China-AS dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berbasis anti-aturan.