Wagub NTT, Josef A Nae Soi Dukung FKUB NTT, Ini Tujuannya

Penulis: Ray Rebon
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto bersama Wagub NTT, Josef A Nae Soi dengan Ketua FKUB NTT, Dr. Maria Theresia Geme, SH.,MH, Pemimpin Perusahaan, Erniwaty Madjaga serta pengurus FKUB NTT, Selasa (24/11/2020).

POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Wakil Gubenur Provinsi NTT ( Wagub NTT), Josef A Nae Soi yang hadir dalam acara Talk Shaw Pos Kupang bersama FKUB NTT, mengatakan, ia mendukung FKUB NTT untuk lakukan diskusi ini.

Wakil Gubernur NTT, Josef A Nae Soi yang tiba di Kantor harian pagi Pos Kupang langsung di sambut oleh Ketua FKUB NTT, Dr. Maria Theresia Geme, SH.,MH dan Pimpinan Perusahaan, Erniwaty Madjaga.

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur NTT langsung dipakaikan selendang oleh ketua FKUB NTT.

Baca juga: Warga Litamali Dapat Pencerahan Sadar PKB dan Pemberlakuan Tax Amnesty Pajak

Wagub NTT yang hadir sekaligus membuka acara talk shaw ini mengungkapkan bahwa, dirinya mendukung acara diskusi ini, karena zaman sekarang ketika orang berbicara tentang pancasila, orang akan berbicara mengenai masalah-masalah yang abstrak.

"Saya pernah menjadi anggota MPR dan mendalami mengenai 4 pilar kebangsaan, dan banyak yang menulis tentang pancasila. Tetapi bukan itu yang saya maksudkan, bukan literaturnya atau bukan perpustakaannya, namun substansi dari tulisan-tulisan itu yang saya mencoba mensheringkan," ujarnya.

Baca juga: Kepsek SMA Katolik St. Gabriel Maumere Siap KBM Tatap Muka 2021, Ini Alasannya

Ia menceriterakan, pada satu ketika, ia berkunjung ke salah satu universitas di dunia. Ia bersama dengan Duta besar RI di Selandia Baru, ada salah satu profesor dari salah satu kampus yang menanyakan bahwa, Indonesia itu ada dasar negaranya yang pancasila, lalu ia mengatakan intinya itu ada atau tidak?, profesor sampaikan kalau ada. Kalua ada, apa yang tidak ada, profesor itu bingung, ia pun bingung, dan itulah pancasila abstrak.

Lanjutnya, ia menjelaskan dari sugesti iman, kalau dalam satu sistim, pancasila dikatakan ada inputnya, proses dan outputnya.

Ia menjelaskan bahwa, input dari pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusian yang adil dan beradab, dan ini merupakan dasar. Lalu dari proses iman, berdasarkan keyakinan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Maha itu tidak sama dengan Esa. Maha mulia itu tidak terbatas dan transenden. Tidak dapat ditangkap oleh otak manusia," jelasnya

Oleh sebab itu semua manusia pasti akan mengakui, mahaNya yang sangat luar biasa. Serta mengakui harta dan martabat manusia di Indonesia maupu manusia di dunia, dan ini menjadi modal dasar. Kemudian melalui proses di dalam kesatuan.

"Kami banyak suku, ras, agama. Serta kami beda kulit, namun ini semua mengapa, karena kami ada sila persatuan di Indonesia," terangnya

"Lalu bagaimana kami mengelola negara ini. Kami melakukan demokrasi. Sedangkan otputnya adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, dan kesejahteraan baik lahir maupun bangkit," tambahnya kepada profesor itu.

Ia mengungkan bahwa indonesia ini sangat luar biasa. Dalam ajaran Muslim mengatakan, Lakum dinukum wa liyadin, artinya agamamu untukmu dan untukku agamaku, dan kita adalah satu. Sedangkan di Kristen mengatakan, Cintailah Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwa ragamu, dan cintailah sesamu manusia seperti dirimua sendiri.

"Hal ini bukan sama-sama suku, ras atau orang NTT, tapi karena kita sama manusia," ungkapnya

Ia menyampaikan bahwa, bahwa dirinya selalu menggunakan apa yang dinamakan dimensi ideal.

"Pancasila ini secara ideal, pasti semua orang bilang bagus. Tapi dalam dimensi realita seperti saat ini kita melihat kejadian dimana-mana, ada sedikit beda pendapat dan mulai dengan bentrokan. Hal ini harus kita kembalikan ke generasi muda, baru kita memiliki filosofis yang sangat luar biasa adalah filosifis pancasila yang mengedepankan humanisme dan mengedepankan Allah SWT dan Tuhan Maha Kuasa," bebernya

Oleh sebab itu, kat Wagub NTT, apa yang dikerjakan di Indonesia atau di NTT, harus berlandaskan itu.

"Kemarin saya senang sekali Pak Presiden sudah menggunkan istilah Salus Populi Suprema lex artinya keselamatan rakyat itu yang paling penting, dan di NTT, ada istilah Bonum Comune et Suprema Lex artinya kesejahteraan masyarakat kepentingan umum diatas segala-galanya," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon)

Berita Terkini