POS-KUPANG.COM | SOE - Peristiwa keracunan makanan kembali terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan ( TTS). Sebanyak 166 anak yang mengikuti perayaan HUT ke-10 PAR GMIT Imanuel Kuatnana di Lapangan Nekmese Kuatnana, Selasa (17/11/2020). Kasus ini merupakan yang keempat dalam tahun 2020.
Setelah menyantap mie dan daging ayam yang disediakan panitia, para peserta mual-mual, muntah, sakit kepala dan diare. Korban dilarikan ke Puskesmas Tetaf untuk mendapatkan pertolongan medis.
Beberapa saat kemudian, para korban keracunan makanan dipindahkan dari Puskesmas Tetaf ke posko penanganan korban keracunan makanan di Kantor Desa Tetaf.
Baca juga: Di Sulamu, Bupati Kupang Lakukan Peletakan Batu Pertama Gedung Kebaktian
Salah satu korban keracunan, Mikael Ratu (11) menuturkan, ia mengikuti kegiatan HUT PAR selama enam jam, dimulai pukul 08.00 Wita. Panitia menyediakan nasi, mie dan daging ayam sebagai menu santap siang.
Sehabis makan, Mikael belum merasakan gejala apa pun. Saat sudah berada di rumah orangtunya, Mikael mulai mengalami sakit kepala dan perut sehingga dibawa ke Puskesmas Tetaf.
"Kami bubar kegiatan jam 2 siang dan saya langsung pulang. Waktu itu belum ada gejala apa pun. Sekitar jam 10 malam, saya mulai merasakan sakit pada kepala dan perut. Badan saya juga lemas. Saya memanggil orangtua dan langsung membawa saya ke Puskesmas Tetaf," ujarnya.
Baca juga: Kekerasan Terhadap Anak di Flores Meningkat Satu Bulan Ende Tambah 7 Kasus
Mikael dikasih obat dan diinfus sehingga kondisinya semakin membaik. Mikael saat ini dirawat di posko penanganan korban kasus keracunan makanan yang dibangun di Kantor Desa Tetaf.
"Kondisi saya saat ini sudah lebih baik. Saya sudah tidak rasa sakit, baik pada kepala maupun perut. Hanya badan masih lemas," kata Mikael.
Korban lainnya, Rebanta Manek (9) mengaku mengalami gejala keracunan seperti sakit perut, diare dan muntah-muntah sekitar pukul 20.00 Wita.
Kondisinya sudah mulai membaik pasca diberikan obat dan infus oleh tim medis Puskesmas Tetaf. "Sudah agak baik, hanya masih rasa mual dan lemas," ucap Rebanta.
Kepala Puskesmas Tetaf , Alfred Benu menyebut korban keracunan makanan mencapai 166 orang. Mayoritas korban merupakan anak-anak yang mengikuti kegiatan HUT PAR GMIT Imanuel Kuatnana.
"Semalam korban keracunan yang terdata mencapai 166 orang. Seluruhnya mengalami gejalah keracunan seperti sakit kepala, sakit perut, mual-mual dan mencret," sebut Alfred saat ditemui di posko penanganan korban keracunan makanan, Rabu (18/11).
Mengingat jumlah korban yang sangat banyak, lanjut Alfred, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan agar mendirikan posko penanganan korban keracunan makanan.
Selanjutnya, tim Dinas Kesehatan TTS langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna mendirikan posko. Setelah posko berdiri sekitar pukul 24.00 Wita, seluruh korban dipindahkan dari Puskesmas Tetaf.
"Awalnya seluruh korban kita rawat di Puskesmas Tetaf. Namun setelah posko berdiri para korban dirawat di posko sehingga pelayanan di puskesmas tetap bisa berjalan," ujar Alfred.