Keluarga Korban Kebakaran di Belakang Terminal Kefa Kecewa Mobil Damkar Tak Ada Air

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kobaran api membakar habis delapan kios dan warung milik warga di Belakang Terminal Kefamenanu, Jumat (23/10/2020).

Keluarga Korban Kebakaran di Belakang Terminal Kefa Kecewa Mobil Damkar Tak Ada Air

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU--Suratman, salah seorang keluarga korban kebakaran di Belakang Terminal Kefamenanu mengaku sangat kecewa dengan pihak Badan Penanggulangan Bendaca Daerah (BPBD) TTU.

Pasalnya, mobil pemadam kebakaran yang diterjunkan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di belakang Terminal Kefa ternyata tidak ada air.

Karena tidak ada air, dirinya akhirnya memarahi para petugas karena tidak mengisi air terlebih dahulu ke damkar sebelum datang memadamkan kobaran api.

"Kenapa air dari sana tidak diisi sekalian. Tiba disini air tidak ada. Tadi saya sempat marah-marah dengan petugasnya," kata Suratman kepada Pos Kupang saat ditemui di belakang Terminal Kefamenanu, Jumat (23/10/2020).

Suratman mengaku, saat melakukan pemadaman yang pertama kali, airnya sempat keluar, namun setelah beberapa saat kemudian, air habis sehingga harus diisi melalui tangki kecil ke mobil damkar.

"Saya bilang, percuma datang sini kalau airnya tidak keluar. Kasitau kepalanya saja supaya nantinya tidak terjadi seperti ini. Kasihan korbannya nanti," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten TTU, Yosefina Lake membantah jika mobil damkar tidak terisi air saat berada di lokasi kebakaran.

Menurutnya, mobil damkar selalu diisi air, sehingga ketika ada peristiwa kebakaran, petugas langsung menuju ke lokasi untuk memadamkan kebakaran.

"Jadi mobil itu selalu ada air, karena setiap selesai melakukan pemadaman, maka petugas selalu mengisi air. Jadi mobil damkar itu air tidak pernah kosong," tegasnya.

Yosefina menjelaskan, secara teknis memang agak berbeda untuk mengoperasikan mobil damkar tersebut. Sebab pada saat memindahkan mobil ke tempat yang lain, maka mesin air harus dimatikan terlebih dahulu sehingga mobil dampak tersebut bisa dipindahkan ke tempat lain.

"Jadi setelah mobil berpindah tempat mereka baru bisa hidupkan lagi mesin air. Jadi tidak bisa kalau mau berpindah tempat mesin air hidup terus," jelasnya.

Yosefina mengatakan, memang mobil damkar agak berbeda dengan mobil water canon milik kepolisian. Dijelaskannya, mobil water canon, saat mesin mobil hidup, bisa langsung siram, namun mobil damkar harus mematikan mesin air dulu jika ingin berpindah tempat.

Diberitakan media ini sebelumnya, Peristiwa kebakaran kembali terjadi di wilayah Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Jumat (23/10/2020) pagi sekira pukul 16:10 Wita.

Kebakaran kali ini terjadi persis di belakang Terminal Kefemananu. Akibatnya dari kebakaran tersebut, delapan usaha milik warga yang terdiri dari dua kios, empat warung, dan satu lapak sayuran ludes terbakar.

Halaman
12

Berita Terkini