Pemasukannya pun, sehari paling tinggi Rp 70.000. Itu juga harus turun ke Kota Kefamenanu dan bersaing dengan ratusan ojek lainnya.
Asa Maksi bersama warga lainnya akhirnya terwujud, saat kekuatan sinyal milik Telkomsel mampu mendominasi di sepanjang wilayah perbatasan dengan Timor Leste.
"Kami baru merasakan kemerdekaan, saat sinyal Indonesia mengalahkan miliknya Timor Leste di Tahun 2020 ini. Sinyal yang muncul 4G dan kami bisa video call," kata dia, bangga.
Baca juga: Sosok Irjen Napoleon Bonaparte, Jenderal Polisi Bintang Dua yang Kini Mendekam di Tahanan Bareskrim
Kekuatan sinyal yang kuat saat ini, sangat membantu pekerjaannya.
"Kalau dulu saya keluar cari penumpang di pangkalan, sekarang saya hanya duduk dari dalam rumah dan menunggu telepon masuk dari langganan saya," ujar Maksi.
Meski sekarang pendemi corona masih berlangsung, ia tetap yakin tidak akan menghambat kerjanya sebagai tukang ojek.
Sepeda motor miliknya yang dibeli secara kredit pada tahun 2018 lalu, akan lunas pada Desember 2020 mendatang.
Dia berencana akan membeli lagi sebuah sepeda motor dari hasil tabungannya selama ini.
Kondisi yang sama juga dirasakan Jorovicus Lake (54) penjual pulsa Telkomsel dan juga kios sembako di Desa Haumeni.
Apalagi, pulsa yang dijual Jorovicus, lebih murah Rp 500 dibandingkan dua orang penjual pulsa lainnya di desa mereka.
Pulsa 5.000 misalnya, dijual Rp 8.000 dan 10.000 dijual Rp 13.000 hingga 100.000 dijual Rp 103.000.
Para pembeli pulsa berbondong-bondong ke kios miliknya yang berjarak hanya sepelemparan batu dari Sekolah Dasar Katolik (SDK) Haumeni.
Untuk mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus Covid-19, di depan kios, Jorovicus telah menyiapkan tempat untuk cuci tangan lengkap dengan sabun dan kain pengering.
"Memang jualan pulsa untungnya sedikit, tapi pada saat sinyal HP mulai bagus yang bertepatan dengan pandemi corona, malah banyak warga yang beli," ungkap dia.
Bahkan, kata Jorovicus, ada tren baru pembelian pulsa. Sebelumnya paling banyak warga hanya membeli pulsa dengan nominal 5.000 hingga 10.000.
Namun, kini paling banyak warga membeli pulsa 50.000, 75.000 hingga 100.000.
Baca juga: Gaya Pevita Pearce Pakai Bikini Sporty, Bermain dengan Lumpur, Teman Dekat Ariel NOAH Makin Seksi
Selain untuk kebutuhan komunikasi, pulsa digunakan untuk mengisi paket data buat akses internet bagi pelajar SMP hingga SMA, yang belajar secara daring.
"Kami paling beruntung, karena kebijakan sekolah yang mengubah metode pembelajaran secara online (daring), bertepatan dengan sinyal yang menguat sehingga anak-anak sekolah bisa belajar dari dalam rumah dengan baik dan lancar," kata Jorovicus yang juga berprofesi sebagai guru SD itu.
"Penjualan pulsa telepon, keuntungannya itu pasti dan setiap hari banyak pembelinya," sambung dia.
Yang paling penting, lanjut Jorovicus, jaringan sinyal yang kuat mempermudah komunikasi dengan keluarga yang tinggal dekat maupun jauh, termasuk anak-anak yang sekolah di luar Kabupaten TTU dan juga di kota lainnya di Indonesia.
Menguatkan sinyal di perbatasan
Menguatnya sinyal di sepanjang perbatasan juga disampaikan Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes saat dihubungi melalui telepon seluler.
Raymundus mengakui, keadaan sinyal saat ini jauh lebih bagus dibandingkan beberapa tahun lalu.
Namun, kata Raymundus, tidak semua wilayahnya memiliki jaringan yang bagus.
Kalau pun ada, sinyalnya sangat lemah sehingga sulit diakses.
"Karena itu, kita harapkan perhatian dari Kementerian Kominfo untuk menaikan kapasitas BTS pemancar yang berada di sepanjang perbatasan," kata Raymundus.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi NTT Abraham Maulaka, mengatakan, hingga saat ini, terdapat 645 titik di wilayah NTT tidak ada sinyal atau masuk dalam area blank spot.
Ratusan titik itu tersebar di semua Kabupaten di wilayah NTT, kecuali Kota Kupang.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika akan segera menangani persoalan itu.
Pada tahun 2020 ini, akan dibangun 212 BTS dan tahun 2021 mendatang, akan dibangun 421 BTS.
"Sehingga target pemerintah pusat, pada tahun 2021 mendatang 645 titik itu akan ada sinyal, termasuk jaringan internet," ujar Abraham.
Dihubungi secara terpisah Spv Corporate Communication Telkomsel wilayah Bali-Nusa Tenggara Luh Putu Dian Wahyundari, menuturkan, hingga saat ini, pihaknya telah memasang lebih dari 70 Base Transceiver Station (BTS) di daerah perbatasan dengan Timor leste.
Puluhan BTS dan tower tersebut, kata Dian, tersebar di sejumlah kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste yakni Kabupaten Kupang, Belu, Malaka, termasuk TTU.
"Khusus untuk Kabupaten Timor Tengah Utara, lebih dari 65 BTS yang terpasang," ujar Dian.
Baca juga: Militer China Siaga Penuh Bersiap Berperang Kapal Perusak Peluru Kendali AS Berlayar di Selat Taiwan
Pihaknya punya beberapa rencana pengembangan lagi di daerah perbatasan.
Salah satu contoh yang saat ini berlangsung adalah penambahan site Oepoli di Kabupaten Kupang.
"Jadi, untuk pengembangannya, lebih kepada penambahan site dan tentunya maintain (memelihara) jaringan eksisting," ujar dia.
Pihaknya berharap bisa memberikan jaringan yang baik terus, untuk warga yang tinggal di daerah perbatasan.
Dengan adanya perhatian dari pemerintah dan sejumlah pihak terkait di wilayah mereka, Jorovicus dan Maksi semakin yakin, sebagai warga yang tinggal di beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia, akhirnya mendapat perlakuan yang sama dengan warga di kota lainnya.
Keduanya berharap, barometer ekonomi Indonesia jangan hanya dilihat di kota besar, tapi di pelosok negeri termasuk juga di daerah perbatasan dengan negara lain.
Matahari semakin condong ke barat, semburat sinarnya menyoroti sisi kanan sepeda motor Revo Fit yang dikendarai Maksi, memunculkan siluet indah di sore itu.
Maksi pulang ke rumah dengan sebuah harapan baru, untuk hidup lebih baik di tengah pandemi corona.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Kami Baru Merasakan Kemerdekaan, Saat Sinyal Indonesia Mengalahkan Timor Leste"", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/10/14/17332121/kami-baru-merasakan-kemerdekaan-saat-sinyal-indonesia-mengalahkan-timor?page=all.
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere