Termasuk juga masker warna hitam untuk menutup hidung dan mulutnya.
Baca juga: Kekayaannya Rp54 M, Pantes Bobby Nasution Nyalonkan Jadi Walikota, Segini Harta Suami Kahiyang Ayu
Tidak sampai tiga menit, dia tiba di rumah. Satu persatu pekerjaan digarapnya, mulai dari membersihkan rumah, mencuci pakaian hingga memberi makan beberapa ekor ternak peliharaannya.
Di rumah sederhana beratap alang-alang dan berdinding kayu, Maksi tinggal bersama istri dan ibu kandungnya Sina Sasi.
Ayah Maksi, Zakarias Foni sudah meninggal puluhan tahun lalu, saat dia masih berusia tujuh tahun.
Begitu juga anak pertamanya meninggal tahun 2017, saat baru berusia dua hari akibat lahir prematur.
Tak butuh waktu lama, Maksi telah menyelesaikan semua pekerjaan rumah.
Sejumlah peralatan seperti sapu, ember, sabun cuci dan sikat pakaian, disimpan di tempatnya masing-masing dengan rapi.
Ia lalu bergegas mandi dan mempersiapkan diri untuk kembali beraktivitas seperti sediakala.
Ponsel yang disimpannya di atas meja ruang tamu, diambil dan dihidupkan. Begitu, sinyal muncul, terlihat 10 pesan masuk, termasuk enam panggilan WhatsApp.
Semua pesan yang masuk, berasal dari langganan ojek. Ada yang meminta Maksi menjemput di Napan, Ibu Kota Kecamatan Bikomi Utara.
Ada pula yang meminta dia untuk mengantar ke Kefamenanu, Ibu Kota Kabupaten TTU.
Maksi memilih mendahulukan jemputan di ibu kota kecamatan yang berjarak sekitar empat kilometer, dengan bayaran Rp 15.000 untuk sekali antar.
Sedangkan ke ibu kota kabupaten, ada dua rute alternatif. Jika melewati ruas jalan nasional yang melintasi Kecamatan Miomafo Timur, maka jarak tempuh sejauh 20 kilometer.
Alternatif berikutnya, melintasi Kecamatan Bikomi Tengah, lebih singkat karena hanya berjarak 11 kilometer dari Desa Haumeni.
Di dua rute itu, Maksi mematok bayaran yang sama yakni Rp 20.000.