Untuk penanganan air bersih di Kota Kupang, lanjutnya perlunya re-design. Menurutnya perlu dilakukan gerakan tanam air dari tingkat rumah tangga dan perkantoran agar air dapat tertampung dalam tanah selama musim hujan dan digunakan untuk penyiraman di musim kemarau. Bahkan menurutnya, air ini pula dapat dikonsumsi jika dikelola dengan teknologi yang baik.
Untuk itu ia meminta kerjasama dengan Pemkot agar membuat proposal bersama untuk diajukan ke pemerintah pusat.
Pada kesempatan yang sama ia juga fokus terhadap keberadaan pengaturan pedagang kaki lima yang menurutnya sebagai salah satu syarat suatu kota. Untuk itu menurutnya Pemerintah Provinsi akan menghibahkan pengelolaan pantai Lasiana kepada Pemkot Kupang sehingga dapat menambah PAD.
Para pedagang kaki lima di kawasan ini bisa diarahkan dan diatur dengan baik untuk dapat menyuguhkan makanan khas disertai suguhan atraksi wisata lewat nyanyian dan musik sasando sehingga pengunjung selain menikmati alamnya juga mendapat hiburan khas di lokasi wisata pantai Lasiana. Tempat ini juga diharapkan dapat menjadi ajang untuk berekspresi bagi kaum muda di kota ini.
Ia juga mengatakan Kota Kupang harus siap menjadi destinasi pariwisata. Dirinya mengatakan tengah membuat perencanaan agar tahun depan dibuka penerbangan langsung dari Kupang ke China.
Untuk itu Kota Kupang perlu berbenah baik infrastruktur maupun persiapan akomodasi serta hotel yang baik, bertaraf internasional dengan tetap menonjolkan ciri khas budaya NTT.
Terkait dengan penanganan pandemi Covid-19, menurutnya, selain mentaati protocol kesehatan yang utama adalah membangun imun/ daya tahan tubuh masyarakat, salah satunya dengan mengkonsumsi kelor.
Selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi wabah covid 19, asupan makanan yang sehat dan bergizi juga dapat membantu pemkot Kupang dalam menekan angka stunting, demam berdarah dan penyakit lainnya di kota ini.
Ia juga menyinggung soal pelabuhan Tenau yang sudah masuk dalam rencana pembangunan nasional dan sebentar lagi sudah mulai dibangun. Untuk itu menurutnya Pemkot Kupang perlu melakukan penyesuaian tata ruang termasuk dalam mengatur jalur keluar masuk container.
Untuk itu Pemkot Kupang perlu bekerja sama dengan Pemkab Kupang agar bisa dialihkan ke Kabupaten Kupang, tentunya dengan perjanjian yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Terhadap semua catatan yang disampaikan Gubernur, Jefri menyampaikan terimakasih. Dirinya meminta kepada seluruh jajaran Pemkot untuk perlu melakukan akselerasi guna mewujudkan arahan gubernur.
“Semua catatan akan diperhatikan. Khusus penanganan sampah, kasih kami waktu 6 bulan untuk penataan masalah sampah,” ujarnya.
Dikatakannya, pihaknya akan segera menindaklanjuti masukan dan arahan dari gubernur dengan segera membuat pertemuan untuk penyusunan proposal.
Jefri pada kesempatan tersebut memaparkan sebagai Ibu Kota Provinsi dan satu-satunya kota di NTT, Kota Kupang terus melakukan penataan kota yang lebih baik. Namun diakuinya hingga saat ini Pemkot Kupang juga masih mengalami beberapa masalah yang sedang dalam proses pembenahan seperti air bersih dan sampah.
Tentang air bersih menurutnya berkat komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat saat ini Pemerintah Kota Kupang mendapat dukungan dana untuk peningkatan kapasitas sumber air di tiga titik yakni Kali Dendeng di Kelurahan Fontein, Air Sagu di kelurahan Batuplat dan sumber air di kompleks Kampus UKAW Kupang, Kelurahan Oesapa. Diperkirakan dengan peningkatan kapasitas ini aka nada tambahan 38 ribu pelanggan atau sekitar 231 ribu jiwa.