Gerakan 30 September

Jenderal TNI Ahmad Yani Bersimbah Darah Ditembak Antek PKI, Begini Kisahnya, Merinding!

Editor: Benny Dasman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses Pengangkatan Jenazah Jenderal Ahmad Yani di Lubang Buaya

Lewat tengah malam mulai tercium bau tak sedap.

Setelah penggalian cukup dalam dan terus digali, akhirnya ditemukan sebuah tangan.

Penggalian dihentikan sementara karena orang-orang tidak tahan dengan bau yang keluar dari sumur.

Setelah berunding dengan C.I. Santoso, disepakati untuk melaporkan hal itu kepada Pangkostrad Mayjen Jenderal Soeharto guna instruksi selanjutnya.

Dan, untuk penggalian selanjutnya, diperlukan tenaga dan peralatan khusus misalnya masker dan tabung oksigen seperti yang dimiliki pasukan katak KKO.

Saat itulah Sarwo Edhie Wibowo mendapat gambaran apa yang menimpa Jenderal Yani

Hari itu ia begitu murung dan pulang larut malam.

Ani Yudhoyono melihat pemandangan yang menyentak hatinya.

Di depan foto Ahmad Yani, ayahnya tampak berkaca-kaca.

Makin lama ia memandangi foto, matanya kian basah.

Setangkai bunga diletakkan di samping foto itu.

"Esoknya, ia melakukan hal yang sama" kata Ani Yudhoyono

Menurut Rais Abin, Sarwo Edhie dan Ahmad Yani merupakan sahabat dekat sejak mengikuti pendidikan militer di Australian Army Staf College. *

 Tautan: https://manado.tribunnews.com/2020/09/26/kisah-jenderal-tni-ahmad-yani-bersimpah-darah-dite mbak-antek-pki-sarwo-edhie-wibowo-bersedih?page=4

Berita Terkini