Gerakan 30 September

Jenderal TNI Ahmad Yani Bersimbah Darah Ditembak Antek PKI, Begini Kisahnya, Merinding!

Editor: Benny Dasman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses Pengangkatan Jenazah Jenderal Ahmad Yani di Lubang Buaya

Bertemulah anggota tentara tersebut dengan Eddy dan Mbok Milah yang kala itu sedang duduk di ruang belakang dan tak jauh dari pintu belakang rumah.

Mereka pun bertanya keberadaan ayah dari bocah berusia tujuh tahun tersebut.

"Bapak masih tidur", jawab Mbok Milah, dikutip dari buku "Titik Silang Jalan Kekuasaan Tahun 1966".

Dengan mengatasnamakan perintah presiden Soekarno untuk segera menjemput Ahmad Yani, mereka meminta agar sang jenderal segera dibangunkan.

Pembantu rumah tangga tersebut terdiam dan tak beranjak dari tempat duduknya.

Tentara-tentara itupun meminta Eddy untuk membangunkan sang ayah yang masih terlelap dalam tidurnya.

Dengan menggoyangkan kaki ayahnya tersebut bocah laki-laki itu membangunkan ayahnya sembari berkata, "Pak bangun pak. Ada Tjakrabirawa mencari bapak. Bapak diminta datang ke Istana".

Ahmad Yani perlahan membuka mata dan bertanya ada apa sepagi ini ada tentara datang mengganggu istirahatnya.

Sang Jenderal melihat melalui jendela kaca yang menghubungkan ruang makan dengan ruang belakang.

Ternyata pasukan tersebut telah masuk kedalam rumah dan siap siaga membawa senjata yang mereka genggam.

Eddy dengan perasaan takut langsung berlari ke ruang belakang dan berdiri didekat kolam ikan.

Dari tempat ini ia bisa mendengar jelas percakapan antara Jenderal dengan prajurit-prajurit tersebut.

Panglima Angkatan Darat itupun mendekati tentara-tentara yang telah memenuhi rumahnya.

Perdebatan sengit pun terjadi hingga kemarahan Ahmad Yani terdengar oleh Eddy

Beberapa saat kemudian tembakan pun terdengar, membuat Sang Jenderal tersungkur di lantai ruang makan kediamannya tersebut.

Halaman
1234

Berita Terkini