tetapi Timor Lorosa’e tidak kehilangan satu sen pun," terangnya.
Berbicara kepada media di tahun 2008, politisi berpendidikan AS tersebut menyesali Timor Leste sebenarnya bisa menjadi "Dubai berikutnya".
• Dapatkan Uang Cuma-Cuma Rp 50 Ribu dari Pemerintah, Klik https://dashboard.prakerja.go.id
Namun, ketegangan merebak dalam demokrasi yang baru lahir karena ketidaksetaraan pendapatan dan tingginya tingkat pengangguran.
Menurut angka terakhir pemerintah dari 2014, 41,8 persen penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan sebesar 1,52 dollar AS per hari.
Pemerintah saat itu, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mari Alkatiri,
juga menghadapi tekanan yang meningkat untuk menghasilkan lapangan kerja baru dengan 60 persen penduduknya berusia di bawah 25 tahun.
Lapangan minyak dan gas utama negara itu, proyek Bayu-Undan yang dioperasikan ConocoPhillips,
memberi sekitar 20 miliar dollar AS untuk dana minyak selama 10 tahun terakhir,
namun diperkirakan akan berhenti berproduksi pada tahun 2022.
"Kami mengubah undang-undang kami di tahun 2009 untuk memungkinkan perubahan yang lebih besar pada portofolio ekonomi kami.
Kami sekarang memiliki lebih dari 1.000 investasi di seluruh dunia," kata Ramos Horta.
"Kami memiliki ratusan orang yang belajar untuk menguasai tuan mereka di negara-negara di luar negeri.
Pada saat bersamaan, kami berinvestasi dengan bijaksana. Kami menjalani investasi ini," katanya.
"Ketika saya mengatakan Dubai saya sedang melamun,
Lupakan Dubai, saya akan senang jika Timor Lorosa’e bisa seperti Fiji," imbuhnya.