Breaking News

Soal Timor Leste, BJ Habibie Tersinggung Ulah PM Australia,Presiden Sampai Percepat Refrendum TimTim

Sebulan setelah dilantik menggantikan Suharto, Presiden Habibie mengumumkan pernyataan pada Juni 1998 bahwa Indonesia siap memberikan status otonomi k

Editor: Alfred Dama
KOMPAS.com/Dok. Kemenristekdikti/Boni Agusta
Bacharudin Jusuf Habibie 

"Jadi begitu saya baca itu surat, saya tersinggung," aku Habibie.

Baca Juga: Meski Ancaman Sanksi dari Uni Eropa Menghantui, Turki Tetap Nekat Lakukan Latihan Militer di Lepas Pantai Siprus, Mediterania Timur Makin Panas

Pada awalnya, BJ Habibie ingin menyelesaikan persoalan Timtim yang telah lama menjadi ganjalan bagi Indonesia di mata dunia internasional.

Sebulan setelah dilantik menggantikan Suharto, Presiden Habibie mengumumkan pernyataan pada Juni 1998 bahwa Indonesia siap memberikan status otonomi khusus kepada Timtim.

Dalam sidang kabinet yang menentukan itu, Pak Habibie menegaskan Indonesia akan langsung memberikan pilihan antara otonomi khusus dan kemerdekaan bagi Timtim.

Di lain hal, tokoh Timor Leste Fretilin Xanana Gusmao, Uskup Katolik Timtim Carlos Belo dan perwakilan Fretilin di PBB Jose Ramos Horta saat itu berpandangan bahwa perlu periode lima hingga 10 tahun otonomi khusus agar Timtim bisa merdeka.

Mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao saat menjenguk Mantan Presiden ke-3 RI, BJ Habibie saat sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.
Mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao saat menjenguk Mantan Presiden ke-3 RI, BJ Habibie saat sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. (ISTIMEWA)

Baca Juga: Timor Leste, Dulu Dijajah Portugis, Diinvasi Indonesia, dan Dikuras Australia, Kini Di Ambang Hubungan Penuh Muslihat dengan Negara Pemberi Jebakan Utang Ini

Kendati tersinggung terhadap surat PM Howard, dalam penuturannya kepada ABC, BJ Habibie mengaku bahwa surat PM Howard itulah yang mendorong dia mempercepat keputusan menggelar referendum pada awal Agustus 1999.

Bertahun-tahun setelah referendum, PM Howard selalu menyatakan 'pembebasan' Timor Leste adalah salah satu pencapaian paling membanggakan dirinya sebagai perdana menteri.

Berbeda pandangan dari PM Howard, mantan Dubes Australia untuk RI, Richard Woolcott menilai tindakan John Howard menyurati BJ Habibie itu 'kurang bijaksana'.

Alasan yang Woolcott kemukakan adalah mengingat posisi Habibie sebagai 'presiden transisional' dan juga mengingat 'temperamennya'.

Dubes Woolcott juga mengomentari bahwa surat Howard itu justru 'mendapatkan reaksi seperti yang telah terjadi', yaitu ketersinggungan Habibie.

Baca Juga: Rakyatnya Kelaparan hingga Terpaksa Makan Serangga, Kim Jong-un Justru Dikenal Punya Sederet Menu Favorit yang Super Mahal Ini

Pasukan Australia saat tiba di Bandara Dili tahun akhir tahun 1999
Pasukan Australia saat tiba di Bandara Dili tahun akhir tahun 1999 (tangkap layar)

Reaksi PM Howard atas Kebijakan Referendum Habibie

Sementara itu, PM Howard mengaku dirinya kaget dan tak pernah menyangka bahwa Habibie akan 'bergerak sangat cepat'.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved