Tim Percepatan Semau Masuk Kota Kupang Kantongi Dukungan Dari Perwakilan Masyarakat Sembilan Desa

Penulis: Ryan Nong
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerahan dukungan oleh Agus Bert Ngefak mewakili masyarakat Desa Bokonusan dan Samuel Upa mewakili masyarakat Desa Uitiuhtuan kepada Ketua TP2SMK2, Pace Palo di hadapan masyarakat, tim TP2SMK2 dan pihak Badan Pengelola perbatasan Provinsi NTT, Minggu (2/8/2020)

 
Tim Percepatan Semau Masuk Kota Kupang Kantongi Dukungan Dari Perwakilan Masyarakat Sembilan Desa 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Perwakilan masyarakat dari sembilan Desa di wilayah Pulau Semau menyerahkan dukungan tertulis agar wilayah Semau segera masuk menjadi wilayah administratif Kota Kupang. 

Penyerahan dukungan dilaksanakan saat pertemuan antara Tim Percepatan Pengalihan Status Semau Masuk Kota Kupang (TP2SMK2) bersama Badan Pengelola Perbatasan Provinsi NTT dan perwakilan masyarakat saat Roadshow ke Pulau Semau pada Minggu (2/8). 

Dalam pertemuan yang berlangsung di Cottage Liman, Desa Uitiuhtuan Kecamatan Semau Selatan Kabupaten Kupang pada Minggu siang, perwakilan masyarakat dari Desa Hansisi Kecamatan Semau dan Desa Uitiuhtuan Kecamatan Semau Selatan menyerahkan surat tanda dukungan masyarakat kepada TP2SMK2. 

Penyerahan dilakukan oleh Agus Bert Ngefak mewakili masyarakat Desa Bokonusan dan Samuel Upa mewakili masyarakat Desa Uitiuhtuan kepada Ketua TP2SMK2, Pace Palo di hadapan masyarakat, tim TP2SMK2 dan pihak Badan Pengelola perbatasan Provinsi NTT. 

Pace, usai menerima berkas dukungan tersebut, meminta komitmen dan dukungan penuh serta kerjasama masyarakat dalam rangka perjuangan untuk mewujudkan Semau masuk Kota Kupang. Ia, atas nama tim berjanji akan menindaklanjuti dan memperjuangkan bersama stakeholder dan elemen terkait untuk mewujudkan maksud itu. 

Dalam pertemuan tersebut, Salmun Bislissin juga menyampaikan bahwa dukungan yang diberikan merupakan wujud kerinduan masyarakat Semau agar segera bergabung (beralih) ke Kota Kupang. Kerinduan tersebut, ujar Salmun, telah tumbuh sejak tahun 2013 silam namun hingga kini belum terealisasikan. 

Ia mengatakan, secara budaya dan historis, bahkan sejak kerajaan Kupang, Semau erat kaitannya dan tak bisa dilepaspisahkan dari Kerajaan Kupang. "Kalau bahasa orang kampung, ya sebenarnya mereka mau kembali ke kampung halaman," ujarnya. 

Salmun mengatakan, semangat pengalihan wilayah Semau ke Kota Kupang merupakan semangat untuk menyejahterakan masyarakat Semau secara langsung. 

"Semau masuk Kota (Kupang), kabupaten (Kupang) tidak rugi, dan kota (Kupang) juga tidak tambah kaya. Tetapi masyarakat yang akan beruntung dan maju," katanya. 

Kepada perwakilan masyarakat, Kepala Badan Pengelola perbatasan Provinsi NTT Linus Lusi meminta masyarakat 14 desa di Pulau semau untuk tidak menaruh keraguan terhadap perjuangan tersebut. Ia bahkan menjamin bahwa ada regulasi yang telah koordinasikan oleh Badan Pengelola Perbatasan dengan pemerintah terkait status desa jika Semau masuk menjadi wilayah administratif Kota Kupang. 

"Apa yang diragukan? Bagi kepala desa apa yang diragukan? 14 desa jangan ragu, jangan cemas dan khawatir, kita sudah koordinasi, ada regulasinya," ungkap Linus. 

Ia mengatakan, berdasarkan hasil riset (penelitian) yang dilakukan oleh Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, sebanyak 68 persen masyarakat Semau ingin bergabung ke Kota Kupang. 

Tak hanya itu, bahkan hasil penelitian dan Seminar Kajian Pengalihan Wilayah Administrasi Kecamatan Semau dan Kecamatan Semau Selatan dari Kabupaten Kupang ke Kota Kupang telah merekomendasikan agar secepatnya diproses peralihan status Semau untuk menjadi bagian Kota Kupang. 

Kepada masyarakat, Linus juga mengungkapkan bahwa melalui serangkaian pendekatan dan lobi melalui berbagai pihak kepada berbagai tokoh dan elemen, diperoleh dukungan agar Semau segera menjadi bagian Kota Kupang. 

Ia mengatakan, selain tokoh masyarakat dan adat, melalui Rektor Undana Fred Benu, pihaknya juga telah membangun komunikasi dengan Bupati Kupang Korinus Masneno. Dan berdasarkan keterangan Fred Benu, Bupati Korinus tidak berkeberatan. 

"Kita, pemerintah provinsi mau menghapus air mata masyarakat, jadi secepatnya harus dikonkritkan. Secepatnya bertemu bupati. Kalau Tuhan sudah buka pintu siapa lagu yang mau tahan," ucap Linus. 

Terkait dukungan masyarakat, saat diwawancara usai pertemuan, Ketua TP2SMK2 Pace Palo mengaku gembira. Pasalnya, selain perwakilan masyarakat dua desa yang menyerahkan dukungan saat pertemuan, perwakilan masyarakat dari tujuh desa lainnya juga telah menyerahkan dukungan usai pertemuan. 

"Semua sudah sekitar sembilan desa, lagi lima," ujar Pace. 

Sembilan desa tersebut jelas Pace, terdiri dari Desa Batuinan, Desa Bokonusan, Desa Uiasa, Desa Uitao, Desa Otan, Desa Letbaun dan Desa Huilelot di Kecamatan Semau serta Desa Uitiuhana (Oetefu Kecil) dan Uitiuhtuan (Oetefu Besar) di Kecamatan Semau Selatan. 

Sementara itu, Desa Hansisi, Desa Onansila, Desa Akle, Desa Naikean dan Desa Uiboa belum menyerahkan dukungan.

Karena itu, TP2SMK2 akan segera menindaklanjuti dukungan tersebut dengan melakukan pertemuan dengan Walikota Kupang Jefri Riwu Kore, Bupati Kupang Korinus Masneno dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat  pada pekan ini. 

"Jujur ketong rasa terpacu dan semangat, karena selama ini apa yang ketong cita-citakan semua dapat berhasil sehingga mudah mudahan tahun depan semua dapat terwujud," harap Pace. 

Ia mengatakan, konsolidasi akan dilakukan dalam pekan ini termasuk mohon pamit kepada Pemerintah Kabupaten Kupang. "Kita akan serahkan aspirasi ini dan sekaligus mohon pamit dengan adanya aspirasi ini," tambah Pace. 

Sementara itu, berdasarkan keterangan tokoh masyarakat, aspirasi tersebut tidak diserahkan oleh kepala desa ataupun perwakilan Pemerintah desa. Tokoh masyarakat telah meminta persetujuan masyarakat yang dibuktikan dengan tanda tangan warga dalam surat dukungan yang diberikan kepada tim. 

"Ini kita tokoh masyarakat yang serahkan mewakili masyarakat karena kepala desa tidak hadir untuk serahkan," ujar Agus Bert Ngefak ketika ditanya POS-KUPANG.COM.

Terungkap dalam dialog, masyarakat menyampaikan bahwa mereka mendukung namun kondisi di lapangan ada pihak yang memberikan pengaruh untuk tidak mendukung. Dukungan yang telah diberikan juga akhirnya dicoret kembali karena ketakutan mereka kepada pemerintah kabupaten. 

Roadshow Tim Percepatan Pengalihan Status Semau, Tim Bertemu Perwakilan Masyarakat di Pantai Liman

Cek Zodiak Senin 3 Agustus 2020 Aries Makan Hati Gemini Gila Kerja Libra Ditipu Gebetan Sadar Woi

Meriah, Penjemputan Rombongan Roadshow Tim Percepatan Pengalihan Status Semau

Anda Sering Mengalami Rasa Ngantuk Setelah Makan? Simak Penjelasan dr Zaidul Akbar !

"Di sini kepala desa takut bupati, tapi sebenarnya mereka mendukung. Buat apa ko panggil itu kepala desa, bina dong dulu," ujar salah satu warga, Dani Kila, saat dialog. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong) 

Berita Terkini