Yesus menegaskan hakekat Allah yang inklusif, menerima semua orang, menghadirkan sikap belaskasih dan terbuka untuk menolong sesama.
Tindakan komunikasi Yesus dengan Bapa-Nya dan komunikasi dengan para murid untuk memberi makan kepada khalayak mengingatkan kita semua bahwa relasi personal dengan Tuhan melalui doa dan ibadah mesti ditindaklanjuti dengan sikap praksis kemanusiaan yakni melayani dan menolong mereka yang sakit, lapar dan haus.
Cara Yesus menggandakan roti yang secara kuatitatif sedikit hanya berjumlah lima buah roti dan dua ikan, namun tindakan Yesus dengan mengucap syukur, memberkati roti, memecah-mecahkannya dan dengan sukacita membagi-bagikannya kepada khalayak, telah menghadirkan kualitas sikap dan kedalaman kasih yang memikat hati khalayak.
Tindakan Yesus menjadi model tindakan yang berkualitas dan solusif dalam menghadapi masalah lapar khalayak saat itu. Besar kemungkinan tindakan Yesus tersebut ikut juga menggerakkan hati sebagian khalayak yang juga membawa roti untuk mengikuti teladan Yesus yakni bersyukur dan siap sedia ikut memberikan bekal yang dibawa, dikumpulkan kemudian dibagi-bagikan lagi sehinga mereka semua makan sampai kenyang dan masih ada banyak roti yang tersisa.
Peristiwa mukjizat penggandaan roti oleh Yesus adalah sebuah peristiwa iman sekaligus teladan dan model tindakan yang berkualitas dalam memecahkan masalah rasa lapar khalayak.
Tindakan Yesus dapat digunakan sebagai metode dalam membangun solidaritas sosial dan menghimpun kekuatan bersama dari yang tampaknya kecil dan sedikit, namun karena dilakukan secara sukarela, dengan hati yang gembira dan penuh kasih, menghasilkan kegembiraan dan hasil yang berganda.
Marilah kita belajar bersama dari teladan hidup Yesus yang bersikap inklusif menerima semua orang tanpa membeda-bedakan.
Ia yang senantiasa mengucap syukur dan berkat atas segala yang ada.
Ia siap sedia memberikan hidup-Nya dan bahkan mengorbankan diri-Nya demi kebahagiaan dan keselamatan manusia.
Di sinilah makna dan kualitas kemuliaan Yesus dijumpai. Bahwasannya cinta-Nya yang inklusif dan pengorbanan-Nya di atas salib telah mengantar-Nya kepada kemuliaan kebangkitan dan keselamatan bagi banyak orang.
Doa: Ya Tuhan semoga hati kami terbuka dan penuh kasih bagi semua orang tanpa membeda-bedakan, amin.