Gubernur NTT: Masyarakat NTT Tak Bisa Mengendalikan Angka Kehamilan dan Kelahiran

Penulis: Gordi Donofan
Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan NTT merupakan Provinsi ketiga termiskin di Indonesia.

Menurut Gubernur Viktor kemiskinan yang dialami masyarakat saat ini dipengaruhi oleh dua faktor yakni malas dan bodoh.

"Orang miskin itu adalah hasil penjumlahan malas tambah bodoh. Itu sudah pasti miskin," ungkap Gubernur Viktor saat tatap muka di KM I Tengah Kelurahan Danga Mbay Kabupaten Nagekeo, Sabtu (27/6/2020).

Ia mengatakan akibat bodoh masyarakat NTT tidak bisa mengendalikan angka kehamilan dan kelahiran

Hal itu menyebabkan tingkat kemiskinan melonjak hingga menempati urutan ke 3 sebagai provinsi termiskin di Indonesia.

Ia menyarankan agar para Bupati, Camat dan kepala Desa agar bisa memprioritaskan pengendalian kelahiran pada tingkat orang miskin agar angka kemiskinan bisa diturunkan di NTT.

"Yang utama itu adalah pengendalian angka kelahiran. Menjaga satu saja agar orang yang terima PKH ini mereka tidak lagi melahirkan, maka kita akan menurunkan angka kelahiran sampai 18 persen. Beratnya, sudah miskin dia lahir tambah lagi. Ini yang bekin kita setengah mati. Kalau kita sudah bisa kendalikan ini maka sudah bagus sekali," ujarnya.

Ia juga meminta kepada kepala Daerah untuk dibuatkan Peraturan Bupati serta surat edaran agar camat dan kepala desa berperan aktif langsung turun ke tiap rumah mengetahui dan mendata jumlah ibu hamil dari keluarga miskin agar bisa diintervensi oleh pemerintah yang kelak bila anak terlahir tidak dalam kondisi stunting.

"Mereka (Camat dan Kepala Desa) harus tau siapa siapa yang hari ini hamil di desa. Kalau hamil dari kelompok-kelompok miskin dan rentan miskin ini akan membebani pemerintah," paparnya.

Ia juga menilai selain bodoh, kemalasan menjadi salah satu faktor utama masyarakat NTT menjadi miskin.

Padahal daerah ini memiliki banyak potensi baik di bidang pertanian dan peternakan.

Ia mengaku potensi pantai Utara Flores yang kaya akan pakan ternak dan tanah subur.

"Saya lihat ada banyak potensi pertanian dan peternakan. Apalagi di wilayah utara sangat kaya akan pakan ternak. Saya sudah keliling NTT tapi tidak pernah lihat pakan ternak sebanyak di pulau Flores. Saya sampai tercengang-cengang, kok bisa kita tidak ada sapi," ujarnya.

Imam Nahrawi Minta KPK Tetapkan Mantan Bintang Bulu Tangkis Itu Jadi Tersangka, Begini Alasannya

Ia mengatakan kalau angka kelahiran di tingkat orang miskin bisa dikendalikan sesuai arahannya, niscaya 2027 angka kemiskinan bisa sekitar 6-8 persen.

Singkap Keindahan Bukit Samapta Afliug Jadi Obyek Pariwisata, Begini Harapan Brigjen Johny Asadoma

"Ini kalau bisa kita kendalikan, (tahun) 2027, angka kemiskinan 6 sampai 8 persen," katanya.

Ia berharap agar peran serta pemimpin di daerah untuk bisa mengendalikan pertumbuhan penduduk. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan).

Di NTT, Sumba Barat Masuk Zona Merah, Empat Warganya Terkonfirmasi Positip Corona, Simak Info

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (Pos-Kupang.Com/Gordi Donofan)

Area lampiran

Berita Terkini