POS-KUPANG.COM -- Lakukan Hal Ini Agar Sholat Tahajud Jadi Lebih Khusuk, Berikut Tata Cara dan Syarat-Syarat Agar Meraih Kekhusyukan Hati
Ya Ustadz Adi Hidayat membeberkan cara agar istiqomah menunaikan Sholat Tahajud.
Penjelasan Ustadz Adi Hidayat ini bisa segera dipraktekkan agar kamu sebagai umat muslim tidak melewatkan Sholat Tahajud di sepertiga malam.
Simak yuk tips agar mudah dan istiqomah menunaikan Sholat Tahajud dari Ustadz Adi Hidayat!
Umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan Sholat Tahajud.
Meski Sholat Tahajud sangat dianjurkan untuk ditunaikan, ternyata tidak sedikit yang justru melalaikannya, seperti susah bangun di sepertiga malam.
Mengenai hal itu, Ustadz Adi Hidayat memberikan beberapa cara agar mudah dan istiqomah untuk melaksanakan Sholat Tahajud.
• Amalkan 3 Doa Tolak Bala Ini , Bahasa Arab, Latin dan Artinya, Mustajab Terhindar dari Virus Corona
• Inilah Rahasia Keutamaan Sholat Tahajud,Berikut Bacaan Niat,Tata Cara & Waktu Terbaik Pelaksanaannya
• Curhat Tim Medis Tes Virus Covid-19 Christian Mikhaline: Kami Mencintai Keluarga Kami & Kalian Semua
Dikutip dari YouTube Afterlife Fighters yang tayang pada 5 September 2019, berikut penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat :
"Pasang alarm 3 kali, pertama setengah 3, kedua jam 3, ketiga jam 3 lewat 15 menit," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Melalui alarm dengan 3 waktu tersebut, otomatis ketika bunyi alarm yang ketiga akan bergegas untuk bangun karena sebelumnya sudah bangun untuk mematikan alarm pertama dan kedua.
Dalam penjelasannya, Ustadz Adi Hidayat juga menyarankan untuk menunaikan Sholat Tahajud 2 rakaat terlebih dahulu, jangan dipaksa langsung 11 rakaat.
Mulai dari dua rakaat, kemudian bisa ditambah lagi secara bertahap.
"Jangan dipaksa, jangan langsung 11 (rakaat), saran saya kalau belum terbiasa 2 rakaat dulu, setelah itu witirnya satu," ujar sang Ustadz Adi Hidayat.
"Jika sudah terasa nikmat, kemudian tambah lagi dua rakaat, sehingga menjadi empat," tambahnya.
Setelah empat rakaat Sholat Tahajud bisa ditambah lagi bertahap hingga menjadi 11 rakaat, sesuai yang dilakukan Rasulullah SAW.
11 rakaat tersebut dengan rincian 2 rakaat sebanyak 4 kali kemudian ditutup dengan sholat witir sebanyak 3 rakaat.
"Kalau itu semua sudah dilakukan, Allah sudah dekat, kemudian pribadi lebih baik, maka yang ketiga ada pesan dari hadist-hadist Nabi, yakni fisik kita harus kuat," kata Ustadz Adi Hidayat.
Berikut penjelasan lengkapnya :
Selain yang dibeberkan Ustadz Adi Hidayat, ada juga cara lain yang bisa dilakukan agar istiqomah menunaikan Sholat Tahajud di sepertiga malam.
Resep Sholat Tahajud Khusuk Imam Ghazali
Dikutip dari Republika.co.id, khusuk dalam sholat merupakan ukuran dan tanda kekhusyukan hati.
Bagaimana khusuk dihadirkan? Imam Ghazali menawarkan resep berikut.
Lahiriah perintah, kata Al-Ghazali ( Imam Ghazali ), adalah wajib, sedangkan lalai adalah lawan ingat. Yang lalai dalam semua sholatnya, bagaimana mungkin dia bisa mendirikan shalat untuk mengingat-Nya?
Kehadiran hati adalah ruh shalat. Minimum saat mulai takbiratul ihram. Kurang dari ini adalah kebinasaan.
Semakin bertambah kehadiran hati, semakin bertambah pula ruh tersebut ada dalam bagian-bagian shalat.
Berapa banyak orang hidup tapi tidak punya daya gerak hingga seperti mayit. Demikian pula orang yang lalai dalam seluruh pelaksanan shalat kecuali pada waktu takbiratul ihram. Seperti orang hidup yang tidak punya daya gerak sama sekali. Ketahuilah, kata Al-Ghazali, makna batin memiliki banyak ungkapan tetapi seluruhnya terangkum dalam enam kalimat. Yaitu: kehadiran hati, tafahhum, takzim, haibah, raja'da haya'. Kehadiran hati ialah mengosongkan hati dari hal-hal yang tidak perlu hingga dia senantiasa sadar, tidak berpikiran liar.
Tafahhum adalah paham terhadap makna. Takzim itu rasa hormat. Haibah adalah rasa takut yang bersumber dari rasa hormat. Raja' adalah pengharapan dan haya adalah rasa malu.
Faktor penyebab kehadiran hati adalah himmah atau perhatian utama. Tafahhum berasal dari kebiasan berpikir untuk mengetahui makna. Takzim lahir dari dua makrifat (terhadap kemuliaan dan keagungan Allah dan terhadap kehinaan dan kefanaan dirinya). Haibah datang dari makrifat akan kekuasaan Allah, hukuman-Nya, pengaruh kehendak-Nya.
Penyebab timbulnya raja' adalah kelembutan Allah, kedermawanan-Nya, keluasaan nikmat-Nya, keindahan ciptaan-Nya, dan pengetahuan akan kebenaran janji-Nya. Sedang haya' muncul melalui perasaan serbakurang sempurna dalam beribadah dan pengetahuannya akan ketidakmampuan menunaikan hak-hak Allah.
Berdasarkan itu, manusia terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama, orang lalai yang mendirikan shalat, tetapi hatinya tidak hadir sama sekali. Orang yang mendirikan shalat dengan hati tak pernah lalai sama sekali. Ketiga orang lalai yang tidak mendirikan shalat.
Yang terbaik adalah tipe kedua. Dia tidak pernah lalai dalam shalat dan selalu menghidupkan hatinya. Dia bisa sangat konsentrasi sehingga tidak merasakan apa yang tengah terjadi di sekelilingnya. Bahkan sebagian orang wajahnya pucat dan dadanya berguncang karena takut. Ini tak mustahil dicapai manusia.
Apalagi banyak orang mengalami hal serupa karena takut pada raja dunia. Jika kita termasuk orang yang menginginkan akhirat, hendaknya tidak melalaikan berbagai peringatan yang terdapat dalam syarat-syarat dan rukun-rukun shalat.
Syarat-syarat yang mendahului shalat adalah azan, bersuci, menutup aurat, menghadap kiblat, berdiri tegak lurus dan niat. Ketika mendengar seruan muazin hadirkanlah dalam hati gambaran dahsyatnya seruan hari kiamat dan bersegeralah dengan lahir dan batin untuk segera memenuhinya.
Orang-orang yang bersegera memenuhi seruan ini adalah orang-orang yang dipangil dengan penuh lemah lembut pada hari 'pergelaran akbar'. Arahkan hati kepada seruan ini.
''Jika kita bisa mendapatinya dengan penuh kegembiraan, kesenangan, selalu berkeinginan untuk memulainya, maka ketahuilah rasa khusyuk akan datang kepadamu,'' kata Said Hawwa dalam buku Tazkiyatun Nafs/ (Menyucikan Jiwa)
Dikutip dari dalamislam.com, berikut cara agar terbiasa menunaikan Sholat Tahajud :
1. Tidur tepat waktu dan tidak begadang
Tidur tepat waktu harus kamu lakukan agar dapat bangun di sepertiga malam untuk menunaikan Sholat Tahajud.
Selain itu, jangan pula begadang juga memang tidak ada perlu.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra. ia berkata: “Nabi SAW selalu melarang kami berbincang-bincang setelah Isya’.” (Diriwayatkan Ahmad dalam Al-Musnad dan Ibnu Majah dalam Sunan)
Diriwayatkan dari Abi Barzah al-Aslami ra.: “Bahwa Nabi SAW lebih senang mengakhirkan sholat Isya’. Beliau tidak senang tidur sebelum Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya.” (Diriwayatkan al-Bukhari dalam Shahih-nya)
2. Tidur Siang
Jika waktu siang longgar, bisa diisi dengan tidur siang.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidur sejenaklah kamu sekalian di siang hari, karena sesungguhnya setan tidak tidur siang sejenak”. (HR. Abu Nu’aim)
Imam Ghazali berkata, “Hendaklah seseorang tidak meninggalkan tidur yang sekejap pada siang hari karena ia membantu ibadah pada malam hari. Sebaiknya harus seseorang itu bangun dari tidurnya sebelum sesudah matahari tergelincir untuk menunaikan shalat zuhur.” (kitab Ihya Ulumuddin).
3. Membaca Doa Sebelum Tidur
Sebelum tidur alangkah baiknya untuk berdoa.
Bisa memohon pada Allah SWT untuk dibangunkan untuk Sholat Tahajud.
4. Pasang Alarm
Jika belum terbiasa bangun di tengah malam, bisa menggunakan bantuan alarm.
Pasang alarm satu atau dua kali dengan nada yang tidak terlalu mengagetkan.
Pastikan waktu yang dipasang adalah tepat di sepertiga malam.
5. Kuatkan Niat
Jangan lupa untuk menguatkan niat menunaikan Sholat Subuh.
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.
Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
6. Membaca Alquran sebelum Tidur
Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,
كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas).
Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017). (*)