Mari membaca dan simak Opini Pos Kupang: pentingnya etika penelitian yang menggunakan hewan
Oleh: Dr. drh. Novalino H.G. Kallau, M.Si Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Departemen IPHK Fakultas Kedokteran Hewan Undana
POS-KUPANG.COM - Penggunaan hewan oleh manusia untuk berbagai kepentingan salah satunya untuk tujuan penelitian (Hewan laboratorium). Kebutuhan untuk hal ini menjadikan hewan memiliki andil yang penting dalam sejarah perjalanan manusia khususnya pengembangan ilmu pengetahuan.
Pencapaian fungsi optimal yang dilakukan oleh hewan membutuhkan peran penting dari manusia dalam mengelola dan mensejahterakannya, secara singkat dapat kita sebutkan "hewan membutuhkan campur tangan manusia".
Hewan dapat beraktivitas dengan baik jika kesejahteraannya diperhatikan. Konsep kesejahteraan hewan (Animal welfare) telah diperkenalkan oleh World Organization of Animal Health yang kemudian diringkas menjadi 5 prinsip utama yang kemudian dikenal sebagai lima kebebasan hewan "five freedom" dengan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup bagi semua hewan dan menjamin hewan yang dipelihara tidak akan mengalami penganiayaan.
Kelima prinsip tersebut yaitu: pertama, bebas dari rasa lapar dan haus; kedua, bebas dari rasa panas dan tidak nyaman; ketiga, bebas dari luka, penyakit dan sakit; keempat, bebas dari rasa takut dan penderitaan; dan kelima, bebas mengekspresikan perilaku normal dan alami.
• BREAKING NEWS :Tidak Cari Kayu Bakar, Kakek di Manggarai Hajar Cucu Pakai Kayu Hingga Badan Terluka
Hasil penelitian yang mempergunakan hewan hanya dapat dipertanggungjawabkan secara etis jika tujuan penelitiannya bermanfaat, penelitian didesain untuk mencapai tujuan, tujuan penelitian tidak dapat menggunakan manusia sebagai subjek dan manfaat yang diperoleh dari menggunakan hewan uji ini jauh lebih berarti dibandingkan penderitaan yang dialami oleh hewan uji.
Dalam menggunakan hewan uji ini pada proses penelitian, membutuhkan tanggung jawab yang besar dari berbagai kalangan seperti lembaga pendidikan dan peneliti.
Lembaga pendidikan yang diwakili oleh komisi etik hewan perlu melakukan pengujian terhadap metode penelitian yang digunakan oleh para peneliti sebelum persetujuan etik (ethical clearance) diberikan.
Hal lain yang juga dirasa perlu adalah komisi ini dapat memberikan saran perbaikan yang membangun untuk memperbaiki metode penelitian yang akan dilaksanakan. Prinsip ini dilatar belakangi oleh keyakinan bahwa peningkatan kesejahteraan hewan akan memberikan hasil ilmiah yang lebih optimal.
Beberapa penilaian dapat dilakukan oleh institusi (Komisi etik hewan) untuk menjaga standar kualitas penggunaan hewan uji. Penilaian pertama berkenaan dengan apakah proposal penelitian sudah menjelaskan dengan sistimatis metode penelitian yang dilakukan? terutama dalam penanganan hewan yang menerapkan kesejahteraan hewan, atau bagaimana cara untuk mengurangi kejadian stress/nyeri pada hewan jika ada dan hal penting lainnya adalah diharapkan terjadinya keaslian penelitian (baru dilakukan) dan penelitian yang dilakukan bukan replikasi dari penelitian yang pernah dilakukan.
Penilaian kedua berkenaan dengan penelitian yang dilakukan menggunakan hewan apakah akan memunculkan sakit/nyeri, jika ada perlu adanya kepastian penggunaan obat-obat yang dapat mengurangi dampak tersebut seperti pemberian analgesik, sedatif, atau anestesi dengan dosis yang tepat serta perlu adanya konsultasi atau pengawasan dari dokter hewan dalam pengaplikasiannya.
Tidak adanya pengawasan dari dokter hewan dapat memungkinkan kesalahan dalam mengukur dosis, aplikasi obat serta penanganan hewan. Penilaian ketiga berkenaan dengan kualitas personal peneliti yang baik dalam tahapan pemeliharaan hewan dan tahapan pelaksanaan penelitian. Hal ini berkaitan dengan kompetensi yang perlu dimiliki sebelum melakukan proses penelitian yang menggunakan hewan.
Diharapkan peneliti dalam melakukan metodenya dengan baik serta penelitian dapat berjalan dengan baik, demikian juga hasil penelitian yang valid sebagai keluarannya.
Peneliti sebagai pelaksana juga memiliki andil yang penting dalam menjalankan fungsi kesejahteraan hewan pada hewan yang digunakannya. Seluruh proses pelaksanaan penelitian mulai dari pemeliharaan hingga penanganan hewan pasca penelitian perlu mendapatkan perhatian. Tidak boleh luput dari perhatian. Keseluruhan proses ini akan mencerminkan kualitas penelitian yang baik dan mendukung implementasi kesejahteraan hewan.
Beberapa tanggung jawab penting yang dirasa perlu untuk diperhatikan oleh peneliti meliputi pertama, memperkecil risiko nyeri dan distress, kedua, mengantisipasi akhir penelitian dengan hewan yang mati tanpa alasan ilmiah yang jelas, ketiga hewan yang sama tidak digunakan untuk penelitian yang berbeda, keempat, lama penelitian menggunakan hewan uji dapat dikurangi seminimal mungkin, kelima metode euthanasia (mematikan hewan) yang sesuai, keenam, metode yang jelas terkait pre hingga pasca perlakuan yang melibatkan hewan uji, ketujuh, metode aplikasi obat yang jelas dan tepat, kedelapan, prosedur penanganan hewan yang tepat setelah penelitian.
Tanggung jawab peneliti diatas jika dilaksanakan secara bertanggung jawab akan membantu memperoleh hasil penelitian yang valid dan terpercaya.
Prinsip penggunaan hewan di laboratorium menurut The Principles of Humane Experimental Techiniques dikenal dengan sebutan Prinsip 3R (Replacement, Reduction, dan Refinement). Replacement (menggantikan) dapat berarti mengganti jenis hewan ke tingkat hewan yang tidak terlalu peka, Reduction (mengurangi) berarti mengurangi jumlah hewan dengan tidak mengurangi kualitas hasil yang diperoleh dan Refinement (prosedur yang menekankan "animal welfare") yang menekankan kepada prosedur yang humanis dengan mengurangi tingkat nyeri dan ketidaknyamanan yang mungkin saja diperoleh hewan selama proses penelitian berlangsung.
Etika penelitian menggunakan hewan coba pada dasawarsa terakhir ini semakin diperhatikan oleh banyak sektor. Berbagai redaksi jurnal Internasional dan nasional juga sudah mengedepankan pentingnya penelitian-penelitian yang perlu dilengkapi dengan surat ethical clearance (hasil kajian etik) ketika akan mengirimkan untuk publikasi.
Keadaan ini bukan dimaksudkan untuk mempersulit publikasi jurnal oleh peneliti, namun semata-mata untuk menjaga kualitas pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh dengan menekankan pada kesejahteraan hewan.
Hingga saat ini masih banyak peneliti yang belum menerapkan konsep animal welfare dalam penelitian yang dilaksanakan. Ketidaktahuan dan kekurang pahaman ini dapat dibantu oleh komisi etik hewan.
Komisi etik hewan selain mengevaluasi draf proposal penelitian juga memberikan masukan dan edukasi bagi para peneliti yang terlibat dalam menggunakan hewan uji. Sehingga inisiatif peneliti untuk mendapatkan surat kelayakan etik penelitian menjadi hal penting dalam menjaga kualitas penelitian yang dilakukan dan bisa membantu juga dalam publikasi karya ilmiahnya skala nasional dan internasional yang terakreditasi.
Komisi Etik Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana sebagai salah satu lembaga yang melakukan evaluasi terhadap etik penelitian yang menggunakan hewan uji diharapkan dapat berperan meningkatkan kualitas penggunaan hewan uji dalam berbagai penelitian di Provinsi NTT.
Peran serta dari seluruh lembaga dan peneliti yang berkaitan dengan penggunaan hewan sangat penting dalam menerapkan standar penggunaan hewan yang baik dan nantinya dapat berkontribusi pada kajian-kajian ilmiah yang dapat mendorong pembangunan di NTT.
Oleh karena itu mari kita menggunakan hewan uji dengan bijak dan tepat yang berpatokan pada kesejahteraan hewan (Kualitas penelitian kita ditentukan dengan bagaimana kita memperlakukan hewan dengan tepat). (*)