Bobby Pitoby Bantah Tutup Jalan Bagi Anak Sekolah

Penulis: Oby Lewanmeru
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bobby Pitoby, MBA saat memberi keterangan pers dan menunjukkan peta tanah miliknya di RT11/RW 04,Kelurahan Penkase/Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Sabtu (7/3/2020).

Bobby Pitoby Bantah Tutup Jalan Bagi Anak Sekolah

POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Pemilik lahan di Kelurahan Penkase/Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Bobby Pitoby, MBA membantah menuntup jalan sehingga murid SD Kristen Petra Alak, yang hendak pergi ke sekolah maupun pulang terpaksa memanjat tembok.

Bobby menyampaikan hal ini kepada wartawan di kantornya, Sabtu (7/3/2020).

"Jadi tidak ada satu anak sekolah pun yang lompat pagar, karena jika lompat,maka anak-anak itu pasti masuk ke lokasi lahan milik saya. Ini politisasi dan merusak nama baik saya," tegas Bobby.

Bobby mengaku memiliki lahan di RT 11/RW 04, yang mana lahan itu hendak dibangun gudang.

"Sebelum saya bangun pagar tembok memang anak-anak sekolah selalu melintas di lahan milik saya. Tapi ketika saya hendak membangun,maka saya harus membuat pagar. Apakah itu salah kalau saya buat pagar di lahan saya," tanya Bobby.

Dikatakan, tidak bisa memaksanya agar membuka jalan melintas di atas lahannya, apalagi bentuk lahannya ke arah Jalan Yos Sudarso sudah sempit.

"Kalau paksa saya buka jalan masuk lewat tanah saya, berarti tanah saya semakin sempit. Sementara saya harus bangun gudang dan akses jalan keluar masuk. Saya sudah berikan 4 meter x 120 meter untuk jalan," katanya.

Bobby saat melakukan klarifikasi, juga menunjukkan bukti kepemilikan tanah, berupa sertifikat dan juga sketsa lahan.

"Ini semua orang lihat katong seperti penjahat besar. Coba pak dong pergi lagi hari Senin, apakah ada anak lompat pagar. Saya katakan tidak ada anak yang lompat pagar, bisa saja saya tuntut lagi mereka," katanya.

Dia mempertanyakan, siapa yang memberi pernyataan bahwa ada anak loncat pagar.

Saat itu wartawan Kompas.Com, Sigiran Marutho Bere menjawab bahwa yang menyampaikan pernyataan adalah Kepala SD Petra dan sejumlah siswa.

Namun, Bobby mengatakan, tidak ada anak sekolah yang meloncat pagar.

PANJAT TEMBOK -- Anak-anak SD Petra di Kelurahan Penkase, Kota Kupang, terpaksa memanjat tembok saat pergi maupun pulang sekolah. Ini terjadi karena ruas jalan dari dan ke sekolah itu ditutup. Gambar diabadikan, Rabu (4/3/2020). (POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU)

"Saya punya penjaga selalu ada di lokasi itu dan tidak pernah lihat anak sekolah lompat atau naik lewat pagar," ujarnya.

Terkait jalan yang ada di samping pagar yang dibangun, ia mengatakan, jalan itulah yang diberikan oleh dirinya seluas 4 meter dengan panjang 120 meter.

"Jangan asal omong saja, saya pagar dan berikan jalan 4 meter dan panjang 120 meter. Saya sudah kasih akses jalan," katanya.

Sambil menjelaskan, dirinya menunjukkan peta lokasi tanah miliknya.

Belum Ada Jembatan Antar Desa Rana Mbeling dan Golo Nderu di Matim, Warga Pikul Motor Lewat Kali

Sekretaris Komisi V DPRD NTT : Pengadaan RS Terapung di NTT Butuh Pertimbangan Matang

Sekretaris Komisi V DPRD NTT : Pengadaan RS Terapung di NTT Butuh Pertimbangan Matang

Dua Driver Ojek Online Suspect Virus Corona Kabur

Dikatakan, yang bisa menentukan titik batas adalah BPN. Karena itu, jika BPN Kota Kupang turun pasti semua mengetahui secara jelas titik batas.

"Jadi ini harus BPN yang turun untuk bisa lihat titik batas," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru )

Berita Terkini