Virus Corona

Pengantin asal Natuna, Lokasi Resepsi Dekat Karantina Corona, Pernikahan Nyaris, Lihat Kisahnya

Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Solihin (21) dan Parmita (20), pasangan muda yang tinggal di Desa Kota Tua Penagih, Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Hal ini terjadi setelah niat baiknya untuk menikahi wanita idamannya, hampir gagal. Padahal segala persiapan sudah matang dipersiapkan dan bahkan keluarga perempuan juga telah berkumpul dikediamannya di Desa Kota Tua Penagih, Ranai, Natuna, Sabtu (8/2/2020

Solihin tidak menampik, bahwa tidak sedikit kerugian yang dialaminya dari gagalnya resepsi pernikahannya ini. 

Mulai dari tidak terpakainya sayur mayur yang telah dibelanjakan untuk keperluan konsumsi saat resepsi pernikahannya.

Hingga tenda yang sebelumnya sudah disewa dan terpasang, namun belakangan harus dibuka kembali karena belum jelasnya kapan acara resepsi ini akan dilaksanakan.

Ijab kabul seadanya
Solihin (21) dan Parmita (20), pasangan muda yang tinggal di Desa Kota Tua Penagih, Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Hal ini terjadi setelah niat baiknya untuk menikahi wanita idamannya, hampir gagal. Padahal segala persiapan sudah matang dipersiapkan dan bahkan keluarga perempuan juga telah berkumpul dikediamannya di Desa Kota Tua Penagih, Ranai, Natuna, Sabtu (8/2/2020)(KOMPAS.COM/HADI MAULANA)

Untuk ijab kabul sendiri yang dipercepat, Solihin mengaku hal ini sesuai dari hasil perundingan orangtuanya dan perangkat RT RW setempat.

Karena jika tidak cepat dilakukan, hal ini juga akan berdampak kepada pihak keluarga calon istrinya yang tidak bisa menunggu dan terlalu lama berada di Kota Tua Penagi.

"Bagaimanapun mertua saya juga punta pekerjaan lain di kampungnya, makanya kami pihak keluarga mengambil keputusan dipercepat dan resepsinya menunggu setelah proses karantina selesai," katanya.

Hal ini juga didukung oleh Kepala KUA Ranai yang langsung menyanggupi dan mengiyakan kalau proses ijab kabul dipercepat dilakukan Senin (3/2/2020).

"Alhamdulillah KUA Ranai langsung oke, dan langsung menyanggupi pernikahan saya ini dab warga penagih juga mendukung ijab kabulnya dipercepat," kenangnya.

Pesta dipersiapkan sejak Januari

Kekecewaan juga dialami Lilis Sudiro (51), orangtua Solihin yang ditemui di kediamannya mengaku kecewa, sebab acara yang telah dipersiapkan dengan matang sejak Januari lalu kini menjadi sia-sia.

Lis, begitu panggilan akrabnya mengaku dirinya tidak bisa lagi berkata apa-apa, sebab selain sedih melihat kekecewaan anak keduanya ini, Lis juga kecewa dengan keputusan pemerintah yang sama sekali tidak ada sosialisasi terlebih dahulu.

Lis pun mengaku tidak sedikit kerugian yang dialaminya, baik itu waktu, tenaga maupun material seperti sayur mayur dan lauk pauk yang sudah dibeli namun terbuang percuma hanya karena tidak bisa dipergunakan lagi.

"Yang jelas seperti sayur-mayur yang sudah dibeli terpaksa tidak bisa dipergunakan lagi karena tidak mungkin wortel, kol, kentang, bawang dan cabe merah bisa bertahan selama itu," ujar Lis.

Khawatir tak ada tamu undangan yang datang
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Hubei, China melakukan senam bersama prajurit TNI di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Menurut data Kementerian Kesehatan, sebanyak 238 orang WNI yang menjalani proses observasi virus Corona tersebut kondisi kesehatannya baik dan tidak ada satupun dari mereka yang menunjukkan gejala infeksi seperti demam, batuk dan pilek. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.(ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Namun, beberapa bahan makanan seperti telur masih bisa dikembalikan dan ikan dibagikan dirinya kepada tetangga sekitar.

Lis mengaku, sebenarnya acara resepsi bisa tetap dilakukan seperti jadwal yang telah dipersiapkan. Namun, dirinya khawatir tak ada tamu undangan yang datang.

Halaman
123

Berita Terkini