Ibu Menelantarkan Bayi di Belu

BREAKING NEWS: Polres Belu Tetapakan Ibu Menyusui Jadi Tersangka Penelantarkan Bayi hingga Meninggal

Penulis: Teni Jenahas
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyidik PPA Polres Belu saat memeriksa tersangka Paulina Funan (39), Jumat (7/2/2020).

"Cuma yang disesalkan, anaknya pas disuruh pulang, bapaknya terjun. Sebelum itu bapaknya sudah berjanji kalau anaknya pulang, dia tidak akan terjun," ungkapnya.

BW yang mengenakan kaus cokelat tanpa lengan, dan bercelana pendek warna abu-abu itu, malah menaiki pagar pembatas jembatan layang setinggi dadanya.

Tak butuh waktu lama, diiringi jeritan yang memekik dari para pengendara dan warga setempat yang melihat, BW yang makin nekat, malah melompat ke bawah jembatan.

Tubuhnya menimpa sebuah mobil box bernopol L-9965-T yang dikemudikan Prasetyo Dwi Wicaksono (24) warga Taman, Sidoarjo, tengah melintas di bawah jembatan.

Akibatnya, kaca mobil itu pecah berhamburan, dan korban menderita sejumlah luka di bagian kepala dan kaki.

"Anak perempuannya malah langsung pingsan, lihat tadi," ujarnya.

Menurut Taufik, sebelum melompat terdapat salah seorang warga setempat yang berupaya menyelamatkan korban dengan cara mendekati tempat korban berdiri.

Namun upaya itu sia-sia setelah aksi nekat korban ternyata mendahului niat dan upaya penyelamatan yang dilakukan warga.

"Tadi ada satu warga sempat mau menolong, tapi tidak memungkinan," pungkasnya.

Menurut Kanit Reskrim Polsek Sawahan Iptu Ristitanto, korban nekat melakukan aksinya karena merasa frustrasi lantaran mengidap penyakit prostat dan ginjal. Penyakit itu diidap korban selama kurun waktu enam bulan.

Lantaran sakitnya itu tak kunjung sembuh, lanjut Ristitanto, tak pelak korban melakukan aksi nekat semacam itu.

"Iya korban frustrasi," kata Ristitanto saat dihubungi TribunJatim.com (grup surya.co.id), Rabu (29/1/2020).

Ristitanto mengungkapkan korban saat ini tengah menjalani perawatan di ICU RSUD Dr Soetomo.

Kondisi korban berangsur membaik, karena hanya mendera luka ringan di bagian kepala dan kaki.

"Korban tidak apa-apa. Sekarang sudah dirawat di Karang Menjangan (RSUD Dr Soetomo). Korban menderita luka di kepala, pelipis sebelah kanannya luka," ujar Ristitanto.

Hana Maria tak menyangka kakaknya akan pergi untuk selamanya, sebab kondisi BW berangsur membaik dan diperkirakan lekas sembuh.

Apalagi kakaknya itu, beberapa jam sebelum meninggal sempat meminta dibuatkan minuman kopi hitam.

"Tadi masih sadar. Masih minta kopi. Bisa ngomong," tukasnya.

Namun Tuhan berkata lain, tubuh kakaknya itu malah makin memburuk hingga memasuki fase kritis.

Semasa hidupnya, BW bekerja sebagai juru kunci makam di Kembang Kuning, Pakis, Sawahan. 

Pekerjaan itu sudah ditekuni BW bertahun-tahun, bahkan sejak kecil.

Dan hal itu tidak aneh, karena BW hanya meneruskan pekerjaan bapaknya yang dulunya juga sebagai juru kunci di makam tersebut.

Adik keenam BW, Hana Maria membenarkan bahwa ia bersama keenam saudaranya merupakan anak dari juru kunci makam.

Jadi tak heran jika BW akhirnya berprofesi seperti bapaknya, sebagai juru kunci makam.

"Semenjak kecil kami jadi juru kunci. Orangtua kami ya juru kunci, turun temurun," katanya di RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020) malam.

Mendengar kabar kakaknya melakukan aksi nekat, siang hari itu, membuat hatinya terhenyak.

Selama ini kakaknya itu dikenal orang yang tekun dan penyabar. Dan seakan mustahil bakal melakukan hal nekat semacam itu.

Melompat dari pagar pembatas jalan Jembatan Layang Pasar Kembang hingga menimpa sebuah mobil dan mendera luka di kepala dan kaki.

"Saya enggak tahu kejadiannya. Saya cuma ditelpon tahu tahu sudah di RS," pungkasnya.

Adik keenam BW, Hana Maria, mengaku semula tak menyadari firasat aneh apapun sebagai petanda kepergian kakaknya menuju Sang Khalik.

Hanya saja belakangan ia menyadari, bahwa kakaknya itu sempat mengucapkan perkataan laiknya wasiat terakhir, bahwa BW merasa tidak kuat dengan penyakit yang dialaminya.

Dan dia berpesan agar Maria menjaga anak-anakanya, sepeninggalnya nanti.

"Kemarin pernah bilang. Firasat ya, dia bilang kalau 'mas wes gak kuat, titip anak anak' itu aja," katanya pada TribunJatim.com (grup surya.co.id) di ruang tunggu Kamar Mayat RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020) malam.

Maria mengaku nyaris tak menggubris perkataan aneh kakaknya itu.

Ia menganggap, kakaknya sedang meracau saja, karena sedang dalam fase pemulihan kesehatan saat opname di rumah sakit beberapa waktu lalu.

"Ya pas curhat. Pas opname di sini," pungkasnya.

Sebagain artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkini