POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Serangan penyakit demam berdarah dengue ( DBD) terus menimpa warga Kabupaten Sikka, Pulau Flores, tidak sejalan dengan kesadaran warga menjaga kebersihan lingkungan.
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang digerakan oleh petugas Dinas Kesehatan Sikka dan stakeholder yang lain tidak sejalan dengan respon masyarakat. Warga masa bodoh terlibat langsung bergotong-royong melakukan bakti sosial dan mengganggap PSN menjadi tanggungjawab pemerintah.
• Ini yang Dilakukan Kapolres Kupang dengan Jajaran Polsek Kupang Tengah
"Paling jelek respon diterima petugas kesehatan di Kecamatan Magepanda. Warga sangat apatis, menyebut PSN kerja mereka yang telah digaji. Ini kan buruk sekali," keluh Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus, kepada wartawan Rabu (5/2/2020) di Maumere.
Petrus menyebut, yang terlibat bakti sosial di Magepanda didominasi aparat pemerintah dan petugas kesehatan. Warga menjadi penonton ketika diadakan kerja bakti.
• 107 Calon Peserta CPNS di Kabupaten Kupang Dipastikan Gagal Ikut Tes SKD
Padahal DBD di Magapanda berkecamuk sejak awal Januari sampai saat ini paling tinggi di Sikka terjadi di Magepanda.
Petrus justru memuji semangat gotong-royong warga Kecamatan Nita. Dari pemerintah kecamatan, desa, petugas kesehatan dan warga bahu-membahu melakukan PSN dan 4MPlus.
"Warga punya kesadaran bahwa demam berdarah harus diatasi bersama-sama melibatkan semua warga. Cara paling efektif menghentikan penularan DBD membasmi sarang nyamuknya. Kalau semua orang punya kesadaran yang sama, DBD menjadi masalah bersama, saya optimis bisa teratasi segera," imbuh Petrus.
Serangan DBD telah mengakibatkan 405 orang dirawat dan tiga anak meninggal sejak awal Januari hingga Kamis (6/2/2020). Bupati Sikka menetapkan DBD sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak 21 Januari 2020. (laporan wartawan pos-kupang.com, eginius mo'a).