Ditolak Pemprov Bali, 17 Warga Timor Leste Dievakuasi dari Wuhan ke Selandia Baru

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Air New Zealand turut mengevakuasi 17 warga Timor Leste dari Wuhan China.

Larangan bepergian itu akan berlaku selama 14 hari ke depan, dengan setiap 48 jam pemerintah akan melaksanakan evaluasi.

"Meski belum diketahui bagaimana cara virus itu menular, kami tetap mengambil langkah siaga, dan sementara menghentikan pergi ke daratan utama," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern.

Adapun bagi Timor Leste, keputusan Air New Zealand merupakan jawaban setelah sebelumnya, diketahui mereka sempat meminta pemerintah Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Xanana Gusmao, selepas bertemu Menko Polhukam Mahfud MD.

"Iya. Karena harus mengerti bahwa kita tidak punya fasilitas, tidak punya apa-apa. Oleh karena itu, kita minta kalau bisa (bantuan), seperti negara-negara lain," jelasnya.

Meski begitu, dalam pertemuan yang terjadi Selasa di Jakarta, Xanana Gusmao mengaku tidak menjabarkan permintaan tersebut kepada Mahfud MD.

Selain itu, Dili juga sempat meminta bantuan pemerintah Provinsi Bali untuk melakukan karantina terhadap 17 warganya yang baru dievakuasi dari Wuhan.

Namun, Kepala Dinas Kesehatan Bali I Ketut Suarjaya menolak permintaan tersebut. "Kita tak dapat menerima usulan mereka," jelasnya.

 Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace mengatakan, Timor Leste mengajukan permintaan izin untuk melakukan karantina terhadap 17 warganya di Bali.

Ke-17 warga Timor Leste tersebut rencananya akan dievakuasi dari China terkait merebaknya wabah virus corona. Permintaan tersebut diajukan melalui Kedutaan Besar Indonesia di Timor Leste.

"Jadi Pemerintah Timor Leste, mereka minta fasilitas dan izin melalui Kedutaan Besar Indonesia di Timor Leste untuk karantina 17 warga negaranya di Bali selama dua sampai tiga minggu," kata Cok Ace kepada wartawan, Senin (3/2/2020).

Cok Ace menambahkan, pihaknya telah melakukan rapat terkait permintaan tersebut. Hampir semua menganjurkan untuk menolaknya. Oleh karena itu, Pemprov Bali kemungkinan besar sulit untuk memberikan izin tersebut.

"Tetapi masukan dari teman-teman semua kelihatannya tidak setuju sehingga kami sulit untuk mengizinkan itu," kata Cok Ace.

Sumber: Kompas.com

Berita Terkini