"Bule senang karena binatang diberi kebebasan. Bagi turis itu tidak dipenjara. Lebih baik binatang atau hewan peliharaan dipisahkan dengan rumah jangan dibiarkan tinggal dibawa kolong, karena kotorannya bisa menimbulkan bau apalagi saat masak atau makan," ujar dia.
Kata Froyem, pihaknya menjual obyeknya tergantung kesan wisatawannya. Jika memang kesan wisatawannya baik dan menyenangkan maka tempat itu layak "dijual".
"Watu Dhenga dan Kampung Nunungongo dan sangat terkesan dengan tempat itu. Ada beberapa spot dan beda sekali dengan yang lain. Masih asli sekali dan musik watu Dhenga itu unik," ujar Froyem.
Selain itu, Froyem menyebutkan kawasan hutan wisata Mangrove di Maropokot sudah bagus dan indah. Namun harus diperhatikan sampah plastik.
"Hutan Mangrove sudah bisa dijual. Perhatikan sampah. Tempat itu mudah dijangkau, bukanya hanya wisatawan asing tapi juga wisawatan lokal masuk kesana. Memang perhatikan sampah plastiknya," pesan Froyem.
Froyem menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Pemda Nagekeo karena antusias terhadap pengembangan dan pembangunan tempat wisata.
"Saya senang pemda Nagekeo, karena antsusias terhadap pariwisata dan kita minta dukungan. Kita minta dukungan yang ril, kalau bisa bangun MCK dikampung Kawa. Soalnya di Kampung Kawa itu satu saja toiletnya," papar pria asal Kampung Nenu Manggarai Timur tersebut.