Curhat ayah korban DBD: menyesalkan tak periksa darah di hari pertama panas
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Mata Gabriel Rikardus tampak sembab dan merah. Raut wajahnya juga kelelahan dan memendam beban yang maha berat, Selasa (21/1/2020) pagi ditemui di kediamanya RT 03/RW 04, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kota Maumere, Pulau Flores.
Gabriel, dan istri Yuliana Tua, baru saja kehilangan anaknya, Yohanes Yuliano Putra. Anak ketiga berusia dua tahun tujuh bulan itu meninggal, Selasa (21/1/2020) dini hari di RSUD dr.TC.Hillers Maumere akibat serangan demam berdarah ( DBD).
• Bupati Nagekeo Minta Kades Kontrol Penggunaan Anggaran Dana Desa
Kepada wartawan, karyawan PMI Cabang Maumere menumpahkan kekesalan penanganan kesehatan kepada anaknya.
"Hari Kamis (16/1/2020) badanya panas, saya bawa ke Poli Anak RSUD Maumere diperiksa. Dokter yang periksa menyatakan belum bisa pemeriksaan darah, katanya tekanan darahnya masih dibawah untuk pengambilan darah DBD," kata Gabriel.
Putra, sapaan sapaan Yohanes Yuliano Putra Bang hanya diberi obat. Kondisinya berubah di hari Jumat (16/1/2020). Suhu badan panas dan dingin tidak menentu.
• Lantik Penjabat Kepala Desa Mulokoli, Ini Pesan Bupati Don
"Dokter mengatakan kalau panas lagi baru dibawa lagi ke RSUD (pemeriksaan)," katanya.
Perubahan mendadak terjadi di hari Minggu. Ketika buang air besar mengandung darah begitu juga darah keluar dari hidung.
"Waktu hari Minggu dia masih bisa omong. Kami ke RSUD dr.TC.Hillers dilakukan pemeriksaan darah dinyatakan menderita DBD," kisah Rikardus.
Perawatan di hari pertama, Rikardus beharap kesehatan anaknya berangsur pulih. Justru sebaliknya, kondisinya terus drop, hingga menghembuskan nafas terakhir Selasa dini hari.
Ia menyesalkan keputusan dokter yang tidak merekomendasikan pemeriksaan darah ketika Putra diperiksa hari Kamis (16/1/2020).
Kekecewaan juga disampaikan Portasius Bang, ayah Rikardus ketika perawat menanyakan kepadanya apakah Putra pernah diperiksa sebelumnya.
"Saya marah sekali waktu ditanya perawat begitu (apakah pernah dirawat). Saya hampir pukul orang. Kalau diperiksa darah di hari pertama ketika datang, mungkin bisa diketahui. Tapi dokter periksa saat itu menyatakan tunggu dulu," kata Portasius. (laporan wartawan pos-kupang.com, eginius mo'a).