TERNYATA Intelejen Israel Berperan Bunuh Jenderal Iran, Amerika yang Mengeksekusi Qasem Soleimani

Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Qasem Soleimani, Pimpinan Jenderal Tertinggi Iran yang gugur dalam serangan udara oleh Amerika Serikat pada Jumat (3/1/2020)

TERNYATA Intelejen Israel Berperan Membunuh Jenderal Iran, Amerika yang  Mengeksekusi Qasem Soleimani

POS KUPANG.COM -- Kematian komandan Pasukan Quds  Iran Jenderal Qasem Soleimani ternyata melibatkan intelejen Israel.

Tokoh yang paling berpengaruh di Iran setelah  pemimpin Iran, Khomeini itu dihabisi dengan dua rudal yang ditembakan oleh pesawan tanpa awak atau drone di Bandara Bagdad 3 Januari 2020 lalu.

Kematiian Qasem Soleimani membawa dampak serius terhadap hubungan antara Amerika dan Iran. Negara persia itu langsung membalas dengan menembakan lusinan rudal ke pangkalan militer Amerika di Irak.

Namun tak satupun rudak memberi dampak kerusakan yang serius atau  tidak ada korban jiwa.

Bahkan perang singkat itu justru membawa korban sipil setelah pasukan Iran menembak jatuh pesawat sipil Ukraina yang menewaskan 176 orang. 

Intelijen Israel dilaporkan membantu operasi AS dalam membunuh jenderal Iran, Qasem Soleimani, pada 3 Januari.

Setelah kematian Jenderal Qasem, seluruh rakyat Iran berduka di jalanan (via fotokita.grid.ID)

Soleimani yang merupakan komandan Pasukan Quds terbunuh ketika berada di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Dia tewas bersama wakil pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, ketika mobil mereka dihantam rudal AS.

Vanessa Angel Diisukan Hamil Duluan Sebelum Nikah, Doddy Sudrajat Perhatikan Istri Febri Adriansyah

Dalam laporan NBC News Jumat (10/1/2020), intelijen AS sudah mengetahui pesawat Aibur A320 milik maskapai Suriah Cham Wings Airlines yang ditumpangi Soleimani telah mendarat.

Dikutip Middle East Monitor, Senin (13/1/2020), mereka mendapat laporan mengenai lokasi maupun jam berapa pesawat itu mendarat.

Intelijen Israel kemudian mengonfirmasi informasi yang dipunyai AS, dan berujung pada serangan yang menewaskan jenderal Iran itu.

Washington disebut hanya memberi tahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai kebijakan mereka untuk menggelar serangan.

Karena itu sebelum bertolak ke Yunani, Netanyahu sempat menyatakan "kejadian yang sangat dramatis" bakal terjadi di Timur Tengah.

"Kita tahu kawasan kita ini panas."

Halaman
12

Berita Terkini