POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Menjelang pergantian badan pengurus, pengawas yang hampir bersamaan perayaan usia 25 tahun atau pesta perak, KSP Kopdit Pintu Air Rotat menggelar lokakarya bagi pengurus, pengawas, general manajer, kabid dan supervisor di Kantor Pusat Pintu Air di Rotat, Desa Ladogahar, Sikka.
Lokakarya menghadirkan narasumber Suster Margaretha Ada, SSpS, S,.Pd, MSHR berlangsung, Senin-Selasa (9-10/12/2019).
• Pembangkit Thermal Berbakar Fosil Dikelola PT PJB
Jakobus Jano menjelaskan, Kopdit Pintu Air didirikan tanggal 1 April 1995 dengan 50 orang anggota terus berkembang hingga kini dengan 251.562 orang anggota tersebar di 51 cabang di berbagai daerah di Indonesia.
"Karena itu dibutuhkan sumber daya manusia untuk tatakelola yang handal. Usia 25 tahun, banyak hal yang telah dikerjakan, tetapi juga masih hanyak pekerjaan yang belum dikerjakan sebagai lembaga milik masyarakat dikelola profesional, sehingga tidak disalahgunakan generasi yang akan datang," katanya.
• Kapolres Lembata Harap Warganet Tak Lagi Sebarkan Video Viral Buang Ludah
Jakobus Jano mengungkapkan, selama ini pengurus menghadirkan konsultan memberikan berbagai bimbingan kepada pengelola. Tetapi, lokakarya menghadirkan Suster Margaretha, diakui Jakobus Jano berbeda dengan narasumber yang telah ada sebelumnya.
"Selama ini kami datangkan konsultan dari luar, mereka bekerja untuk bisnis saja. Setelah kegiatan dan habis. Kami butuhkan pendampingan. Momentum tahun depan usai seperempat abad, Pintu Air harus terus menjadi api yang membawa terang dan seperti pipa yang mengalirkan banyak hal positif kepada anggota dan masyarakat," kata Jakobus Jano.
Suster Margaretha, mengatakan kehadiran memberikan lokakarya kali kepada pengurus, pengawas dan manajemen Pintu Air, yang pertamakali dihadirinya. Ia senang berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada Kopdit Pintu Air.
Pertama Terapkan HRM
Suster Margaretha mengapresikan pengurus dan pengelola KSP Kopdit Pintu Air Rotat yang pertama kali menerapkan human resources management (HRM).
"Lokakarya ini sangat ilmiah, HRM selevel tranning and development. Mereka para manajer yang telah bekerja sekian tahun diberi suntikan dan di-update pengetahuanya, sehingga mereka tetap mengikuti dan berkinerja optimal," kata Suster Margaretha.
Lokakarya berlangsung Senin-Selasa (9-10/12/2019), diakui Suster Margaretha, baru pada tahap pendampingan manajerial secara umum.
• TransNusa Buka Rute Penerbangan Kupang-Tambolaka
"Kami bersama-sama lakukan survei kebutuhan manajer untuk tahu lebih lanjut di bagian mana yang dibutuhkan. Kami deteksi kebutuhan manajerial dengan solusi yang ditawarkan karena mereka lebih paham situasi yang dialaminya. Selanjutnya kami rumuskan tindak lanjut," ujar Suster Margaretha.
Ia memuji Kopdit Pintu Air, organisasi pertama yang memanfaatkan ilmu baru yang ia geluti studinya di Amerika.
"Ini (HRM, red) merupakan resep baru organisasi yang belum banyak digunakan di lembaga swasta dan pemerintah. HRD dan manajemen adalah resep mutlak di semua lini organisasi," kata Suster Margaretha.
Dari dua hari lokakarya ini, diakuinya, soal mendasar adalah sumber daya manusia (SDM). SDM berhadapan dengan sistim manajerial yang belum terkoneksi secara baik.