Infrastruktur yang kurang memadai yakni banyak atap gedung yang bocor hingga kamar WC yang rusak dan memakan korban calon mahasiswa PNK bernama Ardo Iki beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, karena ia kritis terhadap kampus, program BEM yang seharusnya dilakukan mahasiswa malah diambil alih oleh pejabat kampus dalan hal ini Pudir III PNK, Amros Tino.
"Semenjak saya suarakan ini, program saya tidak jalan, Pudir III yang ambil alih, bukan lagi kepada BEM," paparnya.
Sehingga, pihaknya meminta untuk pengelolaan program mahasiswa harus dikembalikan kepada BEM.
"Buat apa ada BEM kalau semua program dijalankan oleh pejabat kampus," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)